Warga Satu RT Terserang Diare

Sumber:Indopos - 21 Mei 2008
Kategori:Sanitasi

PONOROGO - Diare menyerang warga satu rukun tetangga (RT). Sedikitnya 25 warga RT 8/RW 2, Dusun Tengger, Desa Slahung, Kecamatan Slahung, Ponorogo harus menjalani perawatan di puskesmas setempat dalam beberapa hari ini. Bahkan, seorang warga, Katiman, 83, meninggal dunia, Sabtu (17/5) siang pukul 12.00 setelah kondisinya terus memburuk akibat diare.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo mengmbil langkah cepat begitu menerima laporan serangan diare ini. Apalagi, jumlah penderitanya diperkirakan terus bertambah. "Karena jumlahnya banyak, kita langsung melakukan tindakan mencari penyebabnya. Dugaan sementara, mungkin lingkungan termasuk sanitasi yang kurang memungkinkan di lingkungan warga," kata Kadinkes Ponorogo dr Titiek Mukartini pada koran ini kemarin (20/5).

Sebagai langkah awal, dinkes juga telah mengambil sampel air. Sebab, ada dugaan air yang dikonsumsi warga tercemar. Apalagi, selama ini untuk minum dan memasak termasuk mandi warga hanya mengandalkan sumber air di pegunungan Jimpos. Air disalurkan melalui pipa selang ke beberapa tandon di wilayah Thothok untuk disebarkan ke rumah-rumah penduduk. "Nanti bagaimana kondisi air yang dikonsumi warga, baru kita ketahui setelah kita uji di laboratorium daerah," jelas Titiek.

Sementara diare yang melanda di 15 Kepala Keluarga (KK) itu, diindikasikan karena lingkungan yang kurang memenuhi standar kesehatan. Pasalnya, masing-masing KK ternyata belum memiliki sanitasi yang memadai termasuk tidak memiliki jamban keluarga. "Warga juga masih memanfaatkan sungai untuk buang air besar. Sementara aliran airnya sangat kecil," jelas Hari Subagiyo, Kasi Pengamatan Penyakit Dinkes yang kemarin turun ke lokasi.

Ada kemungkinan penyebaran penyakit sangat mudah dengan penularan lewat lalat. "Kami selain langsung melakukan pengobatan juga penyuluhan pada kesehatan lingkungan," jelasnya. Besok (hari ini, red) juga akan melakukan kaporitisasi (pemurnian air).

Menurut Sugimin, 48 warga setempat, warga yang tidak punya jamban karena persoalan dana. "Belum punya uang untuk membuat. Karena membutuhkan satu juta," jelasnya.

Sementara hingga kemarin kakak beradik Eli Ermawati, 15 dan Efin Dwi Jatmiko, 18, masih harus menjalani rawat inap di puskesmas karena terserang diare. (tya/sad)



Post Date : 21 Mei 2008