Warga Rukoh Hidup dengan Air Berkarat

Sumber:Serambi Pos - 07 Mei 2008
Kategori:Air Minum

BANDA ACEH - Ekses tak kunjung mampunya Pemko Banda Aceh menjamin ketersediaan air bersih untuk warganya, membuat penduduk kota ini tak punya pilihan, bahkan ada yang harus menggunakan air berkarat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kasus yang dihadapi warga Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala.

Menurut informasi yang diterima Serambi, ekses bencana tsunami mengakibatkan air sumur warga Rukoh terkontaminasi dengan zat yang belum diketahui jenisnya. Namun, faktanya air sumur agak keruh dan berbau. Bahkan kalau digunakan secara rutin untuk mencuci kendaraan, maka kendaraan akan karatan, lapor Juanda (19), seorang warga Rukoh mengisahkan pengalamannya.

Senada dengannya, Alfian (24) mengatakan, air sumur tak bisa dapat digunakan untuk keperluan apapun. Memang waktu keluar airnya jernih, tapi lima menit kemudian ada endapan kuning dan air mengeruh, bau dan terasa asin. Bahkan waktu mencuci deterjennya tidak berbusa, ketusnya.

Menurut Alfian, awal 2007 lalu petugas Badan Penelitian Daerah (Bapelda) meneliti kondisi air di kawasan itu. Hasilnya, kata Alfian, kadar logam beratnya cukup tinggi. Kondisi itu berbanding terbalik sebelum tsunami. Tiga setengah tahun lalu, air di desa kami jernih dan layak minum. Tapi, sekarang harus beli air sebab pelayanan PDAM belum masuk sini, walaupun pipanya sudah ditanam, kata Alfian.

Ia menambahkan, dua tahun lalu Alfian pernah meminta PDAM menyambungkan pipa ke rumahnya. Namun, PDAM mensyaratkan harus ada 32 kepala keluarga (KK) yang mengajukan permohonan yang sama. Bahkan saat proses mengurus pemasangan pipa itu, ada oknum petugas lapangan yang minta diberikan uang pelicin agar urusannya lancar, sesalnya.

Alfian mengaku iri dengan warga Desa Blang Krueng yang bersebelahan dengan desa mereka. Pasalnya, Blang Krueng memiliki sumur bor bantuan dari sebuah NGO. Jadi, warganya bisa lebih mudah meski belum ada air PDAM, cetusnya. Kami minta PDAM segera menyambung pipa. Urusannya juga harus dipermudah. Kalau tidak bisa, suruh saja NGO gantikan kerja PDAM, pungkasnya.(dwi)



Post Date : 07 Mei 2008