PERSOALAN sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) saat ini menjadi persoalan yang sangat serius. Pasalnya setelah Pemerintah Kabupaten Tangerang menghentikan operasional kendaraan dan pemanfaatan TPA sampah Jati Waringin kepada daerah itu, Pemkot Tangsel kesulitan untuk membuang sampah.
Warga pun mengeluh karena sampah di permukiman menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Seperti yang terlihat di Perumahan Serpong Park, Serpong, Tangsel. Mayoritas penampungan sampah sementara yang ada di depan rumah warga penuh dengan sampah.
"Sejak seminggu lalu sampah ini enggak diangkut," Kata Andre, Warga Blok G perumahan itu, kemarin.
Akibatnya, kata Andre, agar sampah yang ada di depan rumahnya tidak menumpuk, ia beserta istrinya pergi ke lahan-lahan kosong untuk membuang sampah di sana.
Hal itu juga dilakukan oleh warga lainnya, seperti Tofik, yang membuang sampah ke tempat penampungan sampah di luar perumahan.
"Sejak pengangkutan sampah ini macet, setiap mau keluar rumah atau kerja saya selalu bawa tas plastik yang berisi sampah untuk dibuang di lokasi lain," kata Tofik.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Tangerang Selatan Shaleh MT mengatakan pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan pihak swasta untuk membangun tempat pengolahan sampah terpadu.
"Teknologi yang akan diterapkan dari Korea. Sekarang sedang dalam tahap pembicaraan dan pembahasan dengan pihak ketiga," ujarnya.
Sistem pengolahan sampah itu akan menggunakan tungku yang dibuat dari baja. Diperkirakan, teknologi itu mampu mengolah 4.000-5.000 kubik sampah per hari.
"Semua sampah dari truk dituang ke dalam bak penampung, kemudian dibakar hingga tak bersisa," katanya.
Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangsel Didi Supriadi Wijaya mengatakan tempat pengolahan sampah itu akan dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektare di Cipeucang, Setu. (SM/*/J-2)
Post Date : 11 Januari 2010
|