|
Jakarta, Kompas - Warga perlu didorong agar lebih kreatif mengolah sampah, mengingat kapasitas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih bermental "proyek" di dalam menangani sampah. Hal ini dikatakan Ketua Yayasan Cahaya Hati Bangsa Azwina Aziz Miraza, Minggu (11/1), di Jakarta. "Mental proyek pemerintah itu selalu berorientasi modal dan pendapatan keuntungan bagi pelaku-pelakunya," kata Azwina yang memimpin lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan anak jalanan itu. Warga yang perlu didorong untuk lebih kreatif mengolah sampah, menurut Azwina, misalnya dengan memanfaatkan sampah-sampah rumah tangga berupa sampah organik untuk dijadikan kompos. Sampah anorganik dimanfaatkan untuk industri daur ulang. Pada prinsipnya, warga perlu didorong untuk memilah-milah jenis sampah. Bahkan, warga pembuang sampah dapat memperoleh pendapatan, mengingat pada akhirnya sampah-sampah itu bernilai ekonomis. Kesadaran warga demikian perlu dirangsang. Akan tetapi, untuk mengharapkan pemerintah untuk melakukan hal itu sekarang ini masih sulit. Azwina mengatakan, mental proyek pemerintah masih banyak dijumpainya dan menghambat partisipasi warga. "Saya menjumpai mental proyek itu, ketika mengajukan proposal pengolahan sampah oleh anak-anak jalanan dengan modal dari beberapa lembaga. Di antaranya salah satu lembaga perempuan peduli anak jalanan di tingkat dunia," kata Azwina. Menurut Azwina, sikap pemerintah yang bermental proyek itu berorientasi pada dana yang tersedia dan penggunaannya saja. Tetapi, tidak berpikir secara berkelanjutan. Dengan kondisi demikian, menurut Azwina, penanganan sampah selamanya tidak akan pernah efektif dan efisien. "Pemilahan sampah untuk menjaga nilai dan kualitas sampah sangat penting dilakukan semenjak sampah itu berasal, tetapi tidak dilakukan sampai sekarang," kata Azwina.(NAW) Post Date : 12 Januari 2004 |