|
[JAKARTA] Sejumlah warga di Pasar Baru, Jakarta Pusat, lebih suka membeli air dari tukang keliling daripada berlangganan dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) karena harganya lebih murah meski kualitasnya tidak terjamin. Yeni (37), warga Gang Batu Pasar, Pasar Baru, Rabu (7/6), mengaku lebih suka membeli air dari tukang keliling seharga Rp1500 per dua jirigen. Perempuan yang sehari-hari berjualan makanan di daerah tersebut mengatakan setiap harinya ia mengeluarkan rata-rata Rp 3.000 untuk membeli empat jirigen air bersih untuk keperluan rumah tangga dan berjualan. "Kadang airnya ada lumut dan pasir, jadi perlu disaring dulu sebelum dipakai untuk minum dan masak," kata Yeni. Menurut Yeni, bila berlangganan PAM ia harus mengeluarkan sekitar Rp 150.000/bulan. Air yang dijual oleh penjaja keliling itu diperoleh dari hidran umum yang berupa bak penampungan terbuka. Menurut beberapa warga, air tanah di daerah tersebut sudah tercemar oleh air laut, sehingga tidak layak dikonsumsi. "Meski demikian, warga tetap membeli air dari penjaja keliling," Ade (27) warga setempat. Ia berharap, pemerintah dapat menyediakan air bersih dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin. Sekitar 12 tukang air keliling beroperasi di daerah itu dengan menggunakan empat gerobak secara bergilirian. Seorang tukang air keliling, Doni (50), mengatakan ia mengambil air dari hidran umum hingga delapan kali sehari. "Dulu saya bisa mondar-mandir sampai 15 kali, tapi sekarang sudah tidak sanggup lagi, sudah tua," katanya. Sementara itu, Syaiful (20), asal Kuningan, Jawa Barat, yang baru dua tahun menekuni pekerjaan sebagai tukang air keliling mengatakan ia bisa menjual 180 jirigen dengan omzet Rp 90.000 per hari. Dari hasil penjualan itu, ia bisa meraup untung sebesar Rp 75.000 hingga Rp 80.000. "Di sini yang kita jual tenaga, jadi sekuatnya aja, kadang kuat bolak-balik 15 kali kadang cuma 10 kali," katanya. [Ant/N-6] Post Date : 07 Juni 2006 |