Warga Paranggupito Mulai Beli Air

Sumber:Indopos - 30 Mei 2007
Kategori:Air Minum
WONOGIRI-Ancaman kekeringan di Wonogiri selatan mulai terasa. Warga di delapan desa di Kecamatan Paranggupito kini tak lagi punya tampungan air bersih. Bahkan untuk mencukupi kebutuhannya mayoritas warga selama Mei lalu, rata-rata telah membeli tiga tangki air.

"Sejak awal Mei lalu, hujan sudah tidak turun di Paranggupito. Padahal, kecamatan sekitar seperti Giritontro masih beberapa kali turun hujan. Sekarang semua desa di Paranggupito sudah kesulitan air," keluh Camat Paranggupito Suyadi kepada Radar Solo kemarin.

Alhasil harga air bersih di Paranggupito pun merangkak naik. Harga setangki air kapasitas 4.000 liter mencapai Rp 75 ribu. Untuk kapasitas 5.000 liter, rata-rata dijual seharga Rp 100 ribu. Nah, untuk mengantisipasi problem tersebut, Suyadi mengaku telah mengirimkan surat kepada pimpinan PDAM Wonogiri, pada 24 Mei lalu.

"Dalam surat tersebut kami sampaikan bahwa warga Paranggupito sudah mengalami krisis air bersih. Sehingga kami mengharapkan PDAM mempercepat pengaliran air ke bak-bak induk, sebab perhitungan kami, kemarau tahun ini lebih panjang," kata Suyadi.

Setelah tertampung di bak induk, air diteruskan ke bak-bak penampungan air hujan (PAH) di sekitar rumah warga. Selama musim hujan, selain telaga di sekitar perkampungan, PAH menjadi andalan warga mendapatkan air bersih. "Sekarang PAH dan telaga sudah kering, solusi yang paling tepat adalah mempercepat distribusi air dari PDAM," tegas Suyadi.

Selain aliran PDAM, sebagian kecil warga Paranggpupito saat ini masih bisa mendapatkan pasokan air dari sumber Waru. Air dari sumber Waru bisa mengalir ke enam Desa yakni Gunturharjo, Sambiharjo, Gudangharjo, Paranggupito, Song Bledeg dan Ketos. Dua desa lainnya, Gendayakan dan Johunut tak bisa terjangkau. Sayangnya meski bisa mengalir ke 6 desa, air sumber Waru hanya bisa mencukupi paling banyak 30 persen dari seluruh jumlah warga di sana. Sampai kemarin, Suyadi mengatakan, belum mendapat jawaban dari PDAM.

Terpisah, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Wonogiri Drs Maryoto mengatakan, dari delapan desa di Paranggupito, Gunturharjo saat ini menjadi yang paling parah dilanda kekeringan. Tak satu pun telaga dan bak penampungan di sana masih menyisakan air.

Direktur PDAM Drs Sumadi kemarin gagal ditemui. Bupati Wonogiri Begug Poernomosidi saat dikonfirmasi mengatakan, akan secepatnya melakukan penanganan terpadu. Selain suplai air dari PDAM, Begug mengatakan, anggaran APBD untuk pengadaan air bersih Wonogiri selatan akan segera diberdayakan. "Kami akan melakukan penanganan cepat dan terpadu. Selain penanganan jangka pendek, juga akan dilakukan penanganan kekeringan dalam jangka panjang," pungkas Begug. (ito)



Post Date : 30 Mei 2007