Warga Pantura Sulit Dapatkan Air Bersih

Sumber:Kompas - 27 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
Serang, Kompas - Hingga saat ini, ribuan warga di sepanjang pantai utara atau pantura Kabupaten Serang, Banten, masih kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur galian umumnya tidak dapat digunakan karena terasa asin dan ada yang mengandung gas sehingga warga harus membeli air bersih dengan harga Rp 2.000-Rp 5.000 per jeriken.

Berdasarkan pantauan, Jumat (26/10), saluran air di sepanjang Jalan Cincin Utara Serang, dari Kecamatan Kasemen, Pontang, Tirtayasa, hingga Tanara, mulai mengering. Warna air juga sudah berubah menjadi hitam.

Meski sudah berwarna hitam, warga masih tetap memakainya untuk keperluan mandi serta mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga. "Di sini kalau buat sumur, airnya terasa asin. Mengebornya juga harus dalam, sampai 60 meter, sehingga biayanya mahal. Warga di sini susah kalau harus membuat sumur," kata Maemanah, warga Desa Kubang Puji, Kecamatan Pontang.

Bahkan, menurut Suharto, warga Desa Linduk, Kecamatan Pontang, banyak sumur bor di desanya mengandung gas alam. Seperti yang terjadi di sumur milik Madridi, yang mengeluarkan gas sehingga permukaan sumur tampak bagai air mendidih.

Camat Pontang Maprudin mengatakan, sebenarnya sumur bor tidak cocok digunakan di pantura, khususnya Pontang. Air tanah di daerah itu mengandung gas karbon dioksida dan terasa asin. "Sebenarnya yang diperlukan tempat penampungan air bersih untuk warga," katanya.

Sementara itu, untuk keperluan air minum, biasanya warga membeli air mentah seharga Rp 2.000-Rp 3.000 per jeriken. (nta)



Post Date : 27 Oktober 2007