Warga Pantura Biak Butuh Air Bersih

Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari 14 kampung di wilayah pantai utara (pantura) tepatnya di Distrik Warsa, Biak, Papua telah banyak membawa kemajuan, terutama kesadaran warga kampung untuk menjaga lingkungan tetap sehat.

 

"Dampak STBM telah mengubah perilaku warga kampung untuk tidak lagi buang air besar sembarangan," kata Kepala Kampung Wasani di Distrik Warsa, Yustus Faknik, kepada Jurnal Nasional, Minggu (29/7).

 

Selain itu, menurutnya, beberapa perubahan perilaku lain yang merupakan pilar dari STBM adalah cuci tangan pakai sabun sebelum makan, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, serta pengelolaan limba cair rumah tangga. Hal itu sudah menjadi perilaku baru yang diterapkan warga kampung saat ini.

 

Mewakili warga dari 14 kampung, ia mengatakan, program STBM sudah dilakukan Yayasan Rumsram bekerja sama dengan Pokja AMPL dengan dukungan dana Simavi dan IRC dari Belanda. Namun, pelaksanaan program tersebut belum mendapatkan dukungan atau tindak lanjut dari pemerintah daerah.

 

"Kami berharap, pemerintah daerah segera menindaklanjuti pelaksanaan program STBM ini dengan membangun fasilitas air bersih bagi warga kampung," ujarnya.

 

Menurut dia, sejak turun temurun di wilayah ini belum pernah tersentuh pembangunan air bersih. Rata-rata warga tergantung menggunakan air minum dari sumber mata air salobar yang berada di pantai untuk kebutuhan sehari-harinya. Pemanfaatan air salobar juga, tidak setiap saat bisa diambil warga, karena harus menunggu surutnya air laut.

 

Di wilayah ini ada sebuah kali yang airnya dapat digunakan warga untuk air minum juga dipakai mandi dan mencuci saat air laut pasang. Di wilayah ini terdapat tiga mata air salobar yang menjadi sumber air minum, mandi dan sebagainya.

 

"Warga kampung sudah terbiasa dengan air salobar, dan ini sudah berlangsung sejak kampung ini ada," kata Markus Rumbarar, warga kampung Wasani. Opin Tanati