|
BANDUNG--MIOL: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat mengimbau warga Ciamis Selatan yang terkena bencana tsunami untuk sementara tidak menggunakan air sumur karena dugaan terdapatnya kandungan zat kimia yang berbahaya. Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup BPLHD Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmadja di Bandung mengatakan, imbauan ini bersifat sementara sampai hasil penelitian didapat Rabu mendatang (26/7). Menurut Iwan, warga dapat langsung mengenali apakah air tersebut layak atau tidak untuk diminum. "Jika rasanya asin maka air tersebut mengandung air garam (payau) sehingga air tersebut tidak layak digunakan untuk minum ataupun memasak," katanya. Sedangkan dari warna, kata Iwan, kecil kemungkinan warga dapat mengenali secara langsung karena air sumur biasanya mengendap terlebih dahulu sehingga sulit dikenali. "Kita tunggu saja hasil penelitian Rabu mendatang agar kepastian layak tidaknya air minum tersebut digunakan dapat segera kita umumkan," katanya. Sebagai antisipasi kekurangan air bersih, beberapa unit tangki sudah dikirimkan dari pemerintah provinsi ke lokasi bencana dan daerah pengungsian. "Air yang diambil berasal dari sumber air PDAM Bantar Kalong, Cipatujah dan Pangandaran atau dari sumber air terdekat", ucap Iwan. BPLHD bersama Pusarpedal Kementrian Lingkungan Hidup telah memasang alat penelitian portable yang dipasangkan pada kedalaman beberapa meter dibeberapa titik di wilayah Tasikmalaya, Ciamis dan Garut pada Sabtu dan Minggu lalu (22-23/7). Di beberapa tempat, sumur-sumur warga memang tidak terlalu banyak menghasilkan air yang banyak karena musim kemarau tetapi sebagian warga ada juga yang menggunakan "jet pump" dimana masih menghasilkan air. (Ant/OL-06) Post Date : 25 Juli 2006 |