|
Palembang, Kompas - Menjelang musim hujan pada Oktober mendatang, warga di beberapa lokasi rawan banjir di Palembang, Sumatera Selatan, berupaya mengurangi intensitas banjir, di antaranya dengan membersihkan selokan. Upaya pemerintah untuk mengatasi banjir dinilai masih minim. Warga RT 01/RW 01, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Ilir Timur I, Minggu (4/9), misalnya, mengeruk selokan di sekitar rumah mereka. Pengerukan itu untuk mengurangi banjir karena wilayah mereka mengalami banjir rutin hampir setiap tahun. Inilah upaya yang dapat kami lakukan untuk mengurangi banjir. Meskipun telah kerja bakti membersihkan selokan, warga di sini tak pernah bebas dari musibah banjir, tutur Tatang Suparna, Sekrertaris RT 01. Banjir di Kota Pempek itu memang tak terlepas dari buruknya drainase. Sampah yang menyumbat dan dangkalnya selokan menyebabkan sejumlah kawasan selalu dilanda banjir setiap hujan lebat. Beberapa di antaranya, Jalan Sekip, Jalan Bay Salim, dan Jalan R Sukamto. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Palembang Kira Tarigan mengatakan, terdapat 19 sistem aliran sungai yang harus dinormalisasi untuk mencegah banjir. Normalisasi sungai di antaranya dengan pengerukan dan pembuatan kolam retensi. Namun, normalisasi itu sulit dilakukan karena diperlukan biaya mencapai Rp 300 miliar, sementara pihaknya hanya memiliki dua buah ekskavator untuk pengerukan sungai. Sulit untuk memperbaiki seluruh sistem aliran sungai. Untuk sementara, kami prioritaskan normalisasi di Sungai Bendung yang rawan menimbulkan banjir, katanya. (lkt) Post Date : 07 September 2005 |