Warga Palabuhanratu Kesulitan Air Bersih

Sumber:Pikiran Rakyat - 13 Oktober 2006
Kategori:Air Minum
SUKABUMI, (PR).-Warga Palabuhanratu dan sekitarnya mengalami kesulitan air bersih sebagai imbas kemarau yang berkepanjangan. Kondisi itu pun diperparah oleh tidak mengalirnya air ledeng PDAM yang diandalkan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, sudah dua minggu ini tidak mengalir.

Akibatnya sebagian warga terpaksa membeli air mineral dalam galon untuk kebutuhan minum sehari-hari. Begitu pula kebutuhan air untuk keperluan memasak, mencuci dan mandi, mereka membelinya seharga rata-rata Rp 1.000,00-1.500,00/jeriken.

Tapi bagi masyarakat yang tak mampu membeli air, mereka terpaksa berduyun-duyun mengambil air gunung di aliran irigasi Sungai Cipalabuhan. Bahkan kebanyakan, mereka mandi dan mencuci pakaian langsung di aliran irigasi itu hingga suasana seperti berada di WC umum. "Sudah dua minggu ini, saya dan tetangga mencuci pakaian termasuk mandi di aliran irigasi di Sungai Cipalabuhan ini. Sebab, semua sumur yang ada di rumah sudah pada kering. Parahnya lagi, air ledeng PDAM sudah dua minggu ini mati, tapi tagihannya tetap saja harus dibayar," ujar Ny. Kenah (40) warga Kampung Kiaralawang RT 03/RW 17, Ds, Citepus, Kec. Palabuhanratu ketika sedang mencuci pakaian di aliran irigasi Sungai Cipalabuhan, Rabu (11/10).

Menurut dia, hampir semua sumur di daerahnya sudah lama kering, kecuali sumur bor serta jet pump. Kondisi kekeringan ini diperparah lagi, air ledeng PDAM sudah dua minggu ini mati. Untuk mandi dan mencuci pakaian, ia dan warga lainnya kini mengandalkan air gunung dari aliran irigasi Sungai Cipalabuhan. "Wah, banyak sekali warga yang mencuci pakaian dan mandi di irigasi ini. Apalagi kalau pagi-pagi, ibu-ibu berduyun-duyun datang ke sini untuk mencuci pakaian dan mandi. Mereka datang dari berbagai daerah yang cukup jauh, misalnya dari Kiaralawang, Badakputih, Cangehgar, Tipar, Gg. Lumbung, Gumelar, dll," katanya.

Ny. Kenah menyebutkan, untuk air minum dan keperluan memasak ia harus membelinya dengan harga Rp 1.000,00/jeriken. Untuk memenuhi kebutuhan air minum, setiap harinya ia harus mengeluarkan uang Rp 5.000,00 untuk lima jeriken air bersih. "Kalau tidak membeli, dari mana lagi saya harus mendapatkan air bersih untuk minum dan memasak. Sumur kering, air ledeng mati, ditambah lagi pemerintah (PDAM) sampai sekarang belum memberikan bantuan air bersih kepada warga dengan menggunakan tangki. Dengan musim kemarau panjang sekarang ini, kita semua jadi susah dan beban biaya hidup semakin berat karena setiap harinya harus membeli air minum," ujarnya.

Ketika dikonfirmasi, Dudih, Kasie Produksi Kantor Cabang PDAM Palabuhanratu, membenarkan sudah seminggu ini, air ledeng tidak mengalir. Hal itu dikarenakan debit air dari sumber air di hulu Sungai Citepus menurun drastis hingga mengakibatkan mesin pompa tidak bisa beroperasi. "Memang benar, air ledeng ini sudah tidak mengalir sejak Sabtu (7/10) lalu karena debit air dari sumbernya di hulu Sungai Citepus menurun drastis di bawah kapasitas mesin pompa yang ada," ujarnya. (A-67)



Post Date : 13 Oktober 2006