Warga Nyaris Adu Jotos Karena Air

Sumber:Pikiran Rakyat - 02 November 2006
Kategori:Air Minum
GARUT, (PR).-Sejumlah warga di Kampung Urug Desa Sukaraja Kec. Banyuresmi, Garut, nyaris terlibat adu jotos karena takut tidak kebagian jatah air bantuan dari PDAM Garut, Rabu (1/11). Untungnya, petugas RW setempat segera melerai dan menyelesaikannya secara kekeluargaan sehingga adu mulut dan saling jotos itu bisa dihentikan.

Hal itu terjadi karena sulitnya warga memperoleh air bersih akibat kekeringan berkepanjangan tahun ini. "Untunglah, tidak terjadi hal yang tidak diharapkan," ujar Kepala Desa Sukaraja Harun Al Rasyid kepada wartawan.

Keterangan diperoleh "PR" menyebutkan, peristiwanya bermula ketika pagi itu ratusan warga seperti biasanya berjejer di pinggir Jalan Raya Leles menanti kedatangan mobil tangki air bersih PDAM. Mereka mengantre sejak pukul 6.00 WIB. Padahal, mobil tangki air yang ditunggu biasanya datang sekira pukul 8.00 WIB.

Menurut seorang warga, Dadan (42), saat mobil tangki air datang, warga menerima jatah air masing-masing sebanyak satu ember ukuran cukup besar. Namun, tiba-tiba saja di antara mereka terdapat yang terlibat kesalahpahaman tentang siapa yang mestinya mendapatkan jatah air terlebih dulu karena merasa mengantre lebih awal.

"Warga itu terlibat adu mulut dan saling mencekik leher dan nyaris beradu jotos. Hal itu terjadi lebih tiga kali dengan melibatkan orang yang berlainan," katanya.

Untungnya, imbuhnya, peristiwa tersebut segera dilerai pengurus RW setempat dibantu warga lainnya hingga perselisihan tak berlanjut. Warga pun dengan sukarela kembali mengantre mendapatkan jatah air.

Kepala Desa Sukaraja Harun Al Rasyid menyebutkan, daerahnya memang rawan air bersih, terutama di musim kemarau. Hal itu diperparah dengan putusnya talang pipa air bersih dari tig mata air di Gunung Guntur, Cikoneng, dan Curug Sawer yang memasok keperluan air bersih sebanyak 6.000 jiwa warga Sukaraja. Penyebabnya, kebakaran Gunung Guntur beberapa waktu lalu.

"Alhamdulillah. Untungnya, untuk kebutuhan memasak dan minum, air bersih dipasok PDAM. Dalam seminggu, kita mendapatkan kiriman air tiga kali, dan satu kali pengiriman sebanyak 3 tangki," ujarnya. Akan tetapi, lanjut Harun, untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK), warga terpaksa pergi ke mata air Cibuyutan yang berjarak 3 km, atau ke mata air Cicapar di Kec. Leles yang berjarak 6 km.

Rusak parah

Harun berharap, pemerintah segera turun tangan menangani persoalan yang dihadapi warga Sukaraja tersebut. Soalnya, kendati hujan turun, warga tetap bakal kesulitan air bersih. Soalnya, talang air yang memasok kebutuhan air warga dari Gunung Guntur, Cikoneng, dan Curug Sawer terputus dan rusak parah. Juga, di wilayah Desa Sukaraja tak terdapat sumur gali karena kebutuhan air sepenuhnya bergantung pada 3 sumber mata air tadi.

"Diperlukan biaya sekira Rp 200 juta untuk perbaikan talang air dari bahan paralon. Kami berharap, perbaikan talang yang dari paralon itu diganti dengan pipa dari besi. Kita takut kemarau mendatang terjadi kebakaran lagi dan merusak talang tersebut," ujarnya.

Sementara itu, sejak beberapa hari ini, sebanyak 450 pelanggan air PDAM di Desa Sindangsari, dan Desa/Kec. Leuwigoong tak mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM. Akibatnya, mereka terpaksa memanfaatkan air Sungai Cimanuk untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.

Tokoh masyarakat setempat, H. Ilyas (80), warga Kampung Babakanloa Desa Sindangsari, Rabu (1/11), menyebutkan, pasokan air ledeng PDAM di wilayah Desa Sindangsari dan Desa Leuwigoong terhenti total sejak H-2 Lebaran. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga terpaksa memanfaatkan air Sungai Cimanuk.

Khusus untuk keperluan air minum dan memasak, warga bahkan terlebih dahulu menyaring air Sungai Cimanuk dan menampungnya hingga air terlihat cukup bening dan bersih untuk dimanfaatkan. "Mau bagaimana lagi? Kita di sini susah mendapatkan air bersih. Air PDAM tak mengalir sama sekali," ujarnya.

Kabag Tata Usaha PDAM Garut, Rosyid disertai petugas Bagian Hubungan Pelanggan Hanan, membenarkan bila pasokan air PDAM ke Desa Sindangsari dan Desa Leuwigoong terhenti. "Kita juga sudah menerima laporannya, dan sekarang sedang melakukan upaya perbaikan, termasuk mengusahakan agar pompa berfungsi lagi secara normal. Sehingga pasokan air bersih ke kedua desa itu bisa berjalan lagi seperti biasa," imbuhnya. (A-112)



Post Date : 02 November 2006