Warga Mulai Terserang Penyakit

Sumber:Pikiran Rakyat - 16 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

 

KARAWANG, (PR).- Ribuan masyarakat korban banjir di sejumlah kecamatan di Kab. Karawang mulai terserang berbagai penyakit, Jumat (15/2). Mereka pada umumnya menderita penyakit gatal-gatal, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan demam. Namun, ada juga sejumlah manusia lanjut usia (manula) yang mengaku penyakit darah tingginya kambuh gara-gara pusing memikirkan banjir.

Banyaknya warga yang menderita sakit tersebut terungkap ketika DPC PDIP Karawang bersama Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) melakukan bakti sosial berupa pengobatan gratis di Desa Rengasdengklok Utara Kec. Rengasdengklok dan Desa Ciptamargi Kec. Cilebar, Jumat (15/2).

"Di dusun Kertasari Desa Rengasdengklok Utara saja ada 620 warga yang berobat. Sementara di Desa Ciptamargi tercatat ada 589 warga yang sakit," ujar Wakil Ketua DPC PDIP, H. Deden Darmansyah.

Menurut dia, penyakit serupa diprediksi terjadi pula di sejumlah desa lainnya yang tergenang banjir. Sebab, kondisi air genangan yang kotor sangat memungkinkan membawa bibit penyakit terutama penyakit kulit. Selain itu, udara yang lembap ditambah dengan hujan yang turun terus menerus membuat warga terserang demam dan sesak napas.

Apalagi, kata Deden, warga korban banjir pada umumnya tinggal di rumah-rumah yang kurang layak huni. Mereka bahkan ada yang terpaksa tidur di tempat pengungsian dengan tenda seadanya.

Kondisi tersebut membuat warga sangat rentan terserang penyakit. Oleh karena itu, pihaknya berupaya membantu warga agar mereka tidak semakin menderita setelah terserang banjir.

Sementara itu, Ramih (39), warga Dusun Kalijaya Desa Rengasdengklok Utara mengaku sudah dua hari terserang demam. Dia belum bisa berobat ke puskesmas karena sibuk mengurusi harta bendanya yang terendam banjir.

Menurut Ramih, anaknya yang bernama Yanah (3) juga telah terserang penyakit kulit. Pada kaki anak itu kini telah muncul bentol-bentol berwana merah. "Mungkin dia terlalu sering becek-becekan di genangan banjir," kata Ramih.

Mulai surut

Namun demikian, banjir yang merendam ribuan hektare sawah di sejumlah kecamatan di wilayah Pantai Utara Karawang, Jumat (15/2), sudah mulai surut. Warga berharap, banjir segera usai dan mereka bisa kembali beraktivitas.

Di wilayah Kec. Tirtajaya yang terletak di dekat Pantai Laut Jawa, ketinggian air yang semula mencapai 1 meter, pada Jumat siang, menyusut hingga 60 cm. Sementara ketinggian air di Kec. Cilebar dan Cibuaya hanya turun sedikit, yakni dari 80 cm menjadi 70 cm. "Air di sini sulit surut karena pada saat bersamaan air laut sedang pasang atau rob," ujar Neman, warga Batujaya.

Di tempat terpisah, Camat Tirtajaya Wawan Setiawan mengatakan, distribusi bantuan kepada warga koban banjir masih terus dilakukan. Bantuan berupa sembako dan obat-obatan disalurkan ke tiga desa yang terendam banjir, yakni Desa Tambaksari, Tambaksumur, dan Srikamulyan.

Menurut dia, Kec. Tirtajaya termasuk daerah rentan banjir karena posisinya berada di tepi Pantai Laut Jawa. Kondisi serupa terjadi di Kec. Cibuaya, Tempuran, Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Jayakerta, dan Pakisjaya.

Sementara Camat Tempuran, Samsuri mengatakan luas areal sawah yang terendam banjir sudah mulai berkurang. Meski begitu, para petani di wilayah tersebut belum bisa berbuat banyak. Rata-rata mereka masih menunggu genangan banjir tersebut benar-benar surut.

Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi di Kec. Rengasdengklok. Genangan bajir yang merendam ribuan rumah di daerah tersebut, hingga Jumat siang masih seperti pada hari Kamis (14/2). "Air banjir di desa kami sulit surut karena tidak ada saluran pembuangannya. Sementara dua pompa mesin penyedot saat ini dalam kondisi tidak berfungsi, " ujar Wawan Sutisna Sekretaris Desa Kertasari Kec. Rengasdengklok Jumat (15/2).

Dia mengatakan, untuk menghindari banjir, warga terpaksa mengungsi dan membuat tenda darurat di tempat yang dinilai aman. Kondisi mereka terlihat memprihatinkan karena satu tenda berukuran 4 m x 4 m diisi oleh enam hingga delapan orang.

Sementara itu, salah seorang Anggota Komisi IX DPR RI, dr. Gunawan yang datang ke lokasi mengatakan bencana banjir yang terjadi di Karawang harus ditangani secara komprehensif. Sebab, banjir di daerah tersebut pada umumnya diakibatkan oleh pendangkalan (sedimentasi) sejumlah aliran sungai besar.

Artinya, kata dr. Gunawan, penanganan banjir jangan hanya difokuskan pada saat banjir saja. Pemkab setempat seharusnya sudah mengantisipasinya sejak awal. "Kalau pendangkalan ini di keruk saat musim kemarau, mungkin banjir tidak akan separah ini," kata dia.

Dikatakan juga, pihaknya akan mendesak Pemerintah Pusat untuk menyediakan dana alokasi khusus (DAK) lebih besar bagi Kab. Karawang. Dana tersebut diharapkan bisa digunakan oleh pemkab untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak, termasuk pengerukan sungai. (A-106)



Post Date : 16 Februari 2008