|
Kediri, Kompas - Kekeringan yang melanda Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengakibatkan sebagian warga mulai mengonsumsi air parit yang merupakan irigasi tersier untuk kebutuhan minum dan memasak. Untuk menghilangkan kotoran, air parit diendapkan terlebih dahulu sebelum dimasak. Pengamatan Kompas di Desa Bobang, Kecamatan Semen, Kediri, Selasa (8/7), puluhan warga berbondong-bondong ke parit kecil yang merupakan saluran irigasi tersier, sekitar 500 meter dari permukiman. Di parit selebar satu meter, warga juga mencuci pakaian dan alat masak, bahkan juga digunakan untuk buang air besar. Misringah (40), warga setempat, mengatakan, air yang dibawa pulang itu akan dipakai untuk memasak dan air minum. ”Agar tidak kotor, air sungai ini akan diendapkan dulu selama semalam, besok paginya baru dipakai memasak,” ujarnya. Bantuan truk tangki Dari Jawa Tengah dilaporkan, sebanyak 1.500 jiwa penduduk Desa Terangmas, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, juga kekurangan air bersih. Setiap hari dibutuhkan bantuan tiga truk tangki air masing-masing berisi 4.000 liter. Mulai Selasa, Perusahaan Daerah Air Minum Kudus dan Pura Grup Kudus bergantian mengedrop air bersih. ”Memang masih ada sejumlah sumur yang menyemburkan air, tetapi debitnya semakin susut,” tutur Suryadi (45), warga desa setempat. Warga yang punya sumur hanya sekitar 20 persen dari total warga setempat karena biaya pembuatannya rata-rata Rp 5 juta per unit. Selain airnya tidak jernih, rasanya pun asin. Pernah dicoba menggali pada kedalaman 100 meter, tetapi belum ditemukan sumber air. (NIK/SUP) Post Date : 09 Juli 2008 |