Warga Mulai Kesulitan Mendapatkan Air Bersih

Sumber:Pikiran Rakyat - 20 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
CIANJUR, (PR).-Akibat kekeringan, warga di beberapa daerah Kab. Cianjur mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memperoleh air guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga harus menempuh jarak cukup jauh, antara 1-2 km. Namun, ada pula yang terpaksa membeli air bersih karena sumber air di sekitar tempat tinggalnya mengering.

Kesulitan air bersih di antaranya dirasakan oleh warga yang tinggal di Kec. Agrabinta. Camat Agrabinta Kab. Cianjur Firman, saat ditemui di sela-sela acara jalan sehat Jabar 100 di lapangan Prawatasari Joglo, Minggu (19/8), membenarkan warganya sudah kesulitan air bersih. "Sebagian warga yang mampu terpaksa membeli air. Sedangkan yang tidak mampu, harus mencarinya dengan menempuh jarak cukup jauh, sekitar 1 km," ujarnya.

Dia mengatakan, kondisi seperti itu selalu terjadi setiap musim kemarau tiba. "Upaya mengatasi kesulitan warga sudah kami lakukan, yaitu dengan membuat sumur bor. Tapi alamnya memang kurang mendukung, sehingga jangkauannya terbatas. Sedangkan sumber air dekat pantai, tidak bisa dipakai karena rasanya asin," jelasnya.

Kondisi hampir serupa dialami pula oleh sebagian warga Kp. Panuusan Desa Sindangraja Kec. Sukaluyu Kab. Cianjur. Seperti diungkapkan seorang warganya, Idah. Dia mengatakan musim kemarau saat ini selain merusak tanaman padi miliknya, juga memengaruhi persediaan air di tempatnya. Malahan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dirinya harus mencari terlebih dulu ke tempat lain. "Kalau buat mandi sih masih ada, tapi buat minum untuk mendapatkannya harus keliling dulu," ujarnya mengeluh.

Kota masih aman

Pada kesempatan terpisah Humas PDAM Kab. Cianjur Budi Karyawan mengatakan, untuk daerah tertentu pengaruh kemarau sudah mulai terasa. Menurunnya debit air, membuat pasokan air bersih kepada pelanggan PDAM mulai berkurang. Malahan bagi pelanggan PDAM di wilayah Pacet dan Cipanas, pihaknya sudah memberlakukan distribusi secara bergiliran. "Kalau buat pelanggan di Cianjur Kota masih relatif aman. Memang debit air berkurang, tapi distribusi masih bisa dilakukan nonstop 24 jam. Berbeda dengan di Cipanas, sudah seminggu diberlakukan distribusi giliran," ujarnya.

Hal itu, jelas Budi, dilakukan agar semua pelanggan bisa terlayani. Pasalnya debit air dari sumber air yang memasok ke pelanggan di daerah tersebut, sudah mengalami penurunan drastis. "Kami sudah menyampaikan imbauan agar pelanggan memiliki tempat penampungan air cadangan. Sehingga kebutuhan air tidak terganggu walaupun distribusi air PDAM dilakukan bergiliran," papar nya. (A-116)



Post Date : 20 Agustus 2007