|
KEDIRI- Kesulitan air bersih yang dirasakan warga Desa Kampungbaru, Kecamatan Kepung, bakal semakin parah bila Kelud meletus. Karena suplai air yang sudah sedikit ini kemungkinan besar bakal tercemar debu vulkanik letusan Kelud. Sebenarnya, kesulitan air di desa tersebut sudah dirasakan warga sejak beberapa bulan lalu. "Sekitar Mei-Juni," terang Eko Suyanto, warga Dusun Wonorejo Barat. Untuk mendapatkan air bersih, warga harus antre. Jeriken wadah air pun sudah diantrekan sejak sehari sebelumnya. Giliran tiap dusun juga ditentukan. Seperti Dusun Wonorejo Barat dan Timur, baru bisa mendapat air sore hari. "Pukul 18.00-06.00 itu giliran kami," terang Eko, kepala Dusun Wonorejo Barat ini. Walaupun waktu pengambilan mulai sore hingga pagi, tidak semua warga yang antre mendapat air. Kadang aliran airnya kecil. Bahkan bisa tak mengalir sama sekali. Kecilnya aliran air itu karena telah disedot oleh warga yang tinggal di daerah yang lebih tinggi. "Jadi banyak yang bobol pipa untuk dialirkan ke rumah-rumah," terang Eko. Seringkali warga Wonorejo Barat harus mencari air ke rumah saudara mereka yang ada di luar desa. Bahkan sampai ke Kecamatan Puncu. Selain sulit, warga mengeluhkan kualitas air yang diperoleh. Warnanya tidak jernih lagi. Air yang berasal dari Gunung Kelud itu rasanya juga lain. "Kayak getir gitu," lanjut Eko. Kini, Eko mengatakan warga semakin khawatir. Bila Kelud meletus air tersebut bakal tercemar debu vulkanik. Apalagi dengan kabar tentang gas beracun. Kepala Desa Kampung Baru Heru Susanto mengatakan sebenarnya untuk mengatasi kesulitan air warga telah berswadaya mencari sumber air bersih dan melakukan penampungan. Total dananya mencapai Rp 100 juta. Sayang, hal itu belum bisa dimanfaatkan. "Kami sedang mengajukan permohonan listriknya," terang Heru. Untuk saat ini Heru mengatakan desanya mendapatkan jatah air bersih dari mobil tangki milik PDAM. Tapi jumlahnya kecil bila dibanding kebutuhan. "Satu bulan itu kami hanya dapat jatah dua kali," terang Heru. (ery) Post Date : 26 Oktober 2007 |