|
Pandeglang, Kompas - Luas genangan air akibat banjir di daerah selatan Pandeglang, Banten, Selasa (25/11) siang mulai berkurang. Namun, warga belum bisa beraktivitas dan kesulitan memperoleh air bersih. Berdasarkan pantauan kemarin, air yang sebelumnya merendam jalan utama menuju Ujung Kulon sudah surut. Pengendara pun sudah leluasa melintasi jalan negara. Namun, banjir masih terlihat di daerah pedalaman yang jauh dari jalan raya, seperti di Kampung Paniis dan Warung Jangkung, Desa Panimbang Jaya, serta sebagian Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang. Air setinggi 30 cm hingga 50 cm juga masih menggenangi sekitar 350 rumah di Desa Idaman, Kecamatan Patia. Namun, warga masih khawatir air naik lagi karena masih turun hujan. Kesulitan air bersih Meski genangan mulai berkurang, warga korban banjir mengeluhkan sulitnya memperoleh air bersih. Air sumur milik warga terlihat kotor dan keruh karena terendam banjir. Selain itu, air sumur berasa asin karena terkena rembesan air laut yang juga mengalami pasang. Warga terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp 1.500 per jeriken. ”Yang bisa beli paling warga yang rumahnya di dekat jalan raya. Kalau warga di dalam kampung susah beli air karena jalannya masih terendam,” tutur Sardi, warga sekaligus Ketua RW 13 Desa Panimbang Jaya. Meski demikian, warga mengaku belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah daerah setempat. Padahal, warga membutuhkan bantuan air bersih, serta rakit sebagai alat transportasi selama banjir. ”Sampai sekarang belum ada bantuan. Malah kemarin mau pinjam rakit bantuan juga belum ada,” tutur Randis, salah seorang warga. (nta) Post Date : 26 November 2008 |