|
PONOROGO - Kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah di Ponorogo.? Puluhan kepala keluarga (KK) warga di kawasan Dusun Pethak dan Muneng, Desa Ngindeng dan Bondrang, Kecamatan Sawoo mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk keperluan memasak dan minum, warga terpaksa harus berjalan beberapa kilometer guna mencapai sumur yang kedalamannya lebih dari 50 meter. Hingga kemarin belum ada bantuan air dari pemkab setempat. Mbah Jumatun, 68 warga setempat mengaku sudah beberapa bulan ini air di wilayahnya mulai surut. ''Yo ngalah, mriki niki saben ketigo mesti ngeten niki. Saben dinten kulo mlampah setengah kilo kagem mendet toyo ngombe (Beginilah, di sini setiap musim kemarau seperti ini. Setiap hari saya berjalan setengah kilometer untuk mengambil air minum,'' ungkap Jumatun, kemarin (14/7). Dengan membawa jun (tempat air terbuat dari tanah liat), nenek ini terus melangkahkan kakinya menuju sumur satu-satunya di desa yang masih bisa diambil airnya.? Itupun warga harus antri. "Nggih kedah antri. Dereng malih nimbo sumur jerune antawis seket meter (Ya harus antre. Belum lagi sumur dalamnya sekitar lima puluh meter),'' keluh Jumatun. Sebenarnya masih ada sumber air yang bisa diambil. Namun jalan yang ditempuh sangat terjal dan jauh. Biasanya warga mulai mengambil ke sumber tersebut kalau air di sumur sudah tidak mengeluarkan air. Diungkapkan kalau tahun kemarin desanya mendapatkan bantuan air dari pemerintah. Namun bantuan yang diterima hanya minim sekali, ''Biasane setunggal truk sing mbeto toyo, dugine nggeh seminggu namung sepindah. Dibagekene dateng warga, yen diitung-itung bantuan ingkang diperoleh naming kalih ember, (biasanya satu truk yang bawa air, datangnya hanya seminggu sekali, dibagikan ke seluruh warga, ya kalau dihitung bantuan yang didapat kira-kira hanya dua ember saja, keluhnya),'' tambahnya. Sementara Misnan, ketua RT 02 Dusun Retek, Bondrang, mengaku sudah minta bantuan pada pamong setempat sejak sebulan yang lalu. Namun hingga kemarin bantuan tersebut belum juga datang. Padahal belik yang biasanya dipakai warga sudah kering sejak dua bulan yang lalu. ''Kalau warga kita dari dulu inginnya ada bantuan berupa diesel atau sumur dari pemerintah agar tiap musim panas tiba kita tidak kebingungan untuk mendapatkan air bersih,'' pinta Misnan. Belum lagi saat ini perekonomian warga setempat sebagai buruh tani masih minim. ''Jadi kalau tidak ada air tanah di sini hanya dibiarkan begitu saja, mau ditanam kalau air tidak ada mana bisa tumbuh,'' pungkas Misnan. Pihak Kecamatan sendiri saat dikonfirmasi mengaku belum ada usulan bantuan droping air. ''Sampai saat ini kita belum mendapat usulan. Ya sementara masih menunggu,'' kata Camat Sawoo, Bambang Sugiyanto pada koran ini. Begitu juga pihak PDAM, mengaku belum tahu dengan daftar droping air. ''Saya malah belum tahu, coba nanti saya cek,'' jelas Dirut PDAM Ponorogo Edi Rahardjo. (tya/sad) Post Date : 15 Juli 2008 |