|
Semarang, Kompas - Tidak hanya lahan pertanian yang mengering karena kekurangan air, warga di sejumlah daerah yang rawan kekeringan setiap musim kemarau saat ini juga mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Warga berharap pemerintah segera memberikan bantuan berupa droping air bersih ke wilayah mereka. Di Kabupaten Cilacap bagian barat, sejumlah warga yang kebutuhan hidupnya sangat bergantung pada air hujan, selama musim kemarau ini semakin kesulitan memperoleh air bersih. Ngadirin, petugas pemasok air bersih Dinas Kesejahteraan Sosial Cilacap, Minggu (22/7), mengatakan, kini ada empat kecamatan yang perlu dipasok air bersih, yakni Kecamatan Kawunganten, Patimuan, Bantarsari, dan Kedungreja. Di Kecamatan Kawunganten ada lima desa yang rawan air bersih, dan di Kecamatan Batarsari ada satu desa yang rawan air bersih. Desa- desa di kedua kecamatan itu sangat bergantung pada kesediaan air hujan karena air tanah di sana tak layak dikonsumsi. "Air tanah di sana berwarna kuning sehingga tak layak untuk dikonsumsi. Mungkin desa-desa di sana bekas rawa," kata dia. Untuk kecamatan lainnya, lanjutnya, perlu ikut dibantu dipasok air bersih karena sejumlah sumber air mulai mengering. "Oleh karena itu, mulai Senin kami akan memperoleh tambahan dua tangki air sebagai hasil bantuan Pemerintah Kabupaten Cilacap dan juga Pemerintah Provinsi Jateng. Jadi nanti akan ada lima tangki air untuk memasok air bersih ke empat kecamatan itu," kata dia. Kesulitan air bersih juga dialami warga Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Sumber air terdekat berada sekitar satu kilometer dari permukiman dan tidak dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor karena jalannya terjal. Pada tahun lalu mereka mendapatkan bantuan 3-4 unit mobil tangki air berisi 5.000 liter dari pemerintah kabupaten. "Tahun ini belum ada bantuan air bersih sama sekali, tetapi ditawarkan Rp 125.000 per tangki," kata Sekretaris Desa Kawengen Suyatno. Tidak ingin mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah, warga Desa Penikel, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, setiap musim kemarau mencari air ke goa-goa di Kampung Laut dan Nusakambangan. Hal yang sama juga dilakukan warga Desa Ngadisepi, Kecamatan Gumawang, Kabupaten Magelang. Setiap musim kemarau, warga mencari air bersih ke sumber air terdekat. Namun untuk ini, mereka harus rela mengantre hingga tiga jam karena jumlah warga yang mencari air ke sumber air cukup banyak. Jumadi, salah seorang warga mengaku setiap hari ia biasa mengambil air ke sumber air terdekat pada pukul 06.00 hingga 09.00 dan pada pukul 19.00 hingga 22.00. (mdn/gal/egi) Post Date : 23 Juli 2007 |