SUKOHARJO Warga Dukuh Tengklik, Desa Watubonang Kecamatan Tawangsari mulai merasakan kesulitan air bersih. Saat ini mereka hanya mengandalkan air sendang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Ninok, seorang ibu rumah tangga warga Tengklik saat ditemui di sendang Pruso mengatakan, sudah sejak beberapa minggu dia mencari air untuk kebutuhan sehari-hari di sendang.
Hal tersebut dikarenakan sumur yang biasa dipakai untuk mengambil air saat ini sudah mengering. Sehingga, sudah tidak bisa dimanfaatkan oleh warga.
”Di tempat saya itu ada satu sumur yang biasa digunakan untuk mengambil air. Tetapi sudah sejak beberapa waktu lalu sumur itu mongering, jadi saya dan warga yang lain mengambil air ke sini (sendang Pruso-red),” katanya.
Menurut wanita ini, yang memanfaatkan air sendang tidak hanya warga Tengklik atau Watubonang saja. Setiap hari bisa dipastikan, puluhan jerigen air milik warga luar Watubonang antre di sendang untuk mendapatkan air.
Kondisi tersebut menyebabkan air di sendang berkurang dan mengering. Bahkan, untuk mengisi satu jerigen kapasitas 10 liter membutuhkan waktu enam jam.
”Tidak selalu air itu muncul. Setelah mengambil itu menunggu dulu agar air terisi lagi. Mengisi satu jerigen saja butuh waktu enam jam,” tuturnya. Beruntung saat ini kekeringan belum begitu parah. Sehingga jumlah orang yang mengambil air di sendang belum banyak. ”Kalau sudah parah, orang ambil air di sini sampai menginap,” imbuhnya.
Menurut Ninok, bebeapa hari yang lalu Ketua RT sudah memberitahukan bahwa akan meminta bantuan air ke Pemkab Sukoharjo. Namun dia tidak tahu kapan akan terealisasi. Berkurang Sementara itu Kepala Desa Tiyaran Kecamatan Bulu Sunardi mengatakan, kekeringan tahun ini memang belum puncak. Kendati demikian, jumlah debet air yang ada sudah jauh berkurang. Dikatakan, di desanya terdapat satu sumur dalam yang setiap hari bisa digunakan oleh warganya. Akan tetapi, saat ini debit air yang keluar sudah makin berkurang.
”Dulu air yang dihasilkan itu bisa mencapai 29 kubik per hari, akan tetapi saat ini tinggal 12 kubik saja,” ungkapnya.
Akibatnya, tidak semua warga bisa mendapatkan air bersih dari sumur tersebut. Menurut dia, berkurangnya debet air tersebut kemungkinan besar karena mesinnya sudah tua.
Sehingga tidak mampu menyedot air lebih banyak. Apalagi mesin di sumur itu belum diganti sejak tahun 2007 silam. (H46-64)
Post Date : 31 Juli 2009
|