|
BANJARNEGARA- Musim kering tahun ini mulai membawa dampak sulitnya mendapatkan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Banjarnegara. Di sejumlah daerah, mereka harus rela antre hanya untuk mendapatkan air bersih dari mata air yang kini debitnya jauh berkurang. Dalam sehari, warga rata-rata membutuhkan air sekitar dua hingga empat ember ukuran besar untuk keperluan dapur atau masak dan mencuci peralatan dapur. Untuk keperluan mandi dan cuci baju, mereka lebih memilih pergi ke sungai terdekat yang masih ada airnya. "Untuk mendapatkan seember air, warga harus antre sekitar 15 menit. Sebab airnya kecil sekali. Apalagi warga yang datang tak hanya dari sini, ada beberapa dari desa lain," urai Sastra, warga Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, yang lahannya terdapat sumber air. Dia menuturkan, kekurangan air di musim kering memang kerap terjadi setiap tahun. Namun tahun ini, air yang surut terasa lebih banyak. Warga menjadi kesulitan, meski hanya untuk kebutuhan masak dan minum. Di Sungai Kekurangan air bersih selain terjadi di Desa Gumingsir, juga di Desa Prendengan, Kecamatan Banjarmangu. Tepatnya di Dusun Tlaga, beberapa hari belakangan ini warganya mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Sumber air di daerah Menteng yang berada di kaki Bukit Pawinihan, tak lagi mencukupi untuk kebutuhan sekitar 60 keluarga di dusun tersebut. Akibatnya, mereka terpaksa mandi dan mencuci baju di sungai, karena air bersih hanya cukup untuk kebutuhan dapur. Berutung, mereka mendapatkan kiriman air dari para pemuda Desa Pekandangan, yang berjarak sekitar empat kilometer dari desa itu. Daerah rawan kekeringan ada di 10 kecamatan. Yakni Kecamatan Pagedongan (lima desa), Bawang (empat desa), Purwonegoro (tujuh desa), Susukan (11 desa), Purworejoklampok (satu desa), Mandiraja (lima desa), Punggelan (delapan desa), Wanadadi (satu desa), Pagentan (tiga desa), dan Banjarmangu (satu desa). Bupati Djasri dalam penjelasan di muka sidang paripurna DPRD mengatakan, untuk mengatasi dampak musim kemarau di Banjarnegara, dilakukan melalui program penanggulangan desa rawan kekeringan. Kegiatannya berupa penyaluran air bersih kepada masyarakat. Untuk tahun ini, paling sedikit ada 46 desa di 10 kecamatan yang mendapatkan bantuan alokasi air bersih. Namun, masih ditemui kendala berupa keterbatasan mobil untuk distribusi air bersih kepada masyarakat. Dalam setiap pendistribusian air bersih, harus meminjam kendaraan tangki air kepada PDAM ataupun Bakorlin Wilayah III. Karena itu, Pemda mengajukan permohonan untuk pengadaan mobil tangki air.(H25-42s) Post Date : 04 Oktober 2006 |