Warga Mulai Kesulitan Air Bersih

Sumber:Media Indonesia - 24 Juli 2012
Kategori:Air Minum
MASYARAKAT rela melakukan segala cara untuk mendapatkan air selama musim kemarau ini. Ratusan warga di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, terpaksa membuat cekungan di sungai untuk memperoleh air.
 
Kepala Desa Kasegeran, Saefuddin, mengatakan dalam sebulan terakhir warga di RW 01 dan RW 03 terpaksa mencari air dengan membuat cekungan di pinggiran Sungai Empe dan Tenggulun yang melintasi desa tersebut. “Untuk mencukupi kebutuhan air, warga di dua RW yang memiliki jumlah penduduk sekitar 2.000 jiwa itu membuat cekungan di tepi sungai untuk keperluan mandi,“ jelas Saefuddin.
 
Warga sebetulnya sudah disuplai air bersih sebanyak 8 tangki dari Pemkab Banyumas selama sebulan untuk dikonsumsi. “Kalau airnya habis, warga mencari di sungai,” ujarnya.
 
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyumas Yunianto mengatakan sejauh ini ada 12 kecamatan yang terancam kekeringan, tapi baru tiga kecamatan yang meminta bantuan air bersih.
 
Di Klaten, petani ramairamai menyedot air tanah untuk mengairi sawah.
 
Untuk kebutuhan menyedot air, petani mengeluarkan biaya sekitar Rp100 ribu per petak untuk menyewa pompa air atau diesel selama 10 jam.
 
Mereka perlu lima kali menyewa pompa air agar padi tidak puso.
 
Adapun kecamatan yang terancam kekeringan di areal tadah hujan, yaitu di Kecamatan Trucuk, Kalikotes, Gantiwarno, Ceper, Cawas, Bayat, Pedan, dan Karangdowo.
 
Para petani sengaja menanam padi daripada palawija di musim kemarau karena lebih menguntungkan. Menurut Iksan Sri Purwoko, petani asal Trucuk, meski menanam padi di musim kemarau butuh biaya besar, hasilnya tetap menguntungkan daripada panen palawija.
 
Adapun di Cirebon, Jawa Barat, sejumlah daerah membutuhkan air bersih. Warga pun rela mengeluarkan uang cukup banyak untuk membeli air guna mengisi sumur mereka.
 
Seperti yang dialami masyarakat Kecamatan Kaliwedi, Kecamatan Kapetakan, dan Kecamatan Gegesik, dalam sebulan ini mengalami krisis air bersih.
 
Warga harus membeli air dari truk-truk pembawa air. Menurut Ibnu, warga Desa Guwa Kidul, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, untuk satu truk air dibeli dengan harga Rp90 ribu.
 
Air tersebut hanya untuk mandi dan mencuci, sedangkan untuk air minum warga membeli air galon. (LD/JS/ UL/N-3)


Post Date : 24 Juli 2012