|
GARUT -- Masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi di Kabupaten Garut, sejak dua pekan terakhir, mulai mengeluhkan aliran air PDAM yang semakin berkurang. Bahkan, di wilayah Cempaka, di beberapa blok yang ada, air sudah tidak mengalir sejak 10 hari terakhir. 'Menurut Riska (23 tahun), warga di Blok V Perumahan Cempaka, sejak air PDAM tidak mengalir, keluarganya terpaksa menggunakan air sumur yang ada di rumah familinya. ''Hal itu, sangat tidak nyaman karena lokasinya cukup jauh,'' tuturnya, Rabu (23/8). Kepala Bidang Hubungan Pelanggan, PDAM Garut, Hanan, membenarkan kondisi itu. Kata dia, sumber air di Cibulakan, Desa Tegaljaya, yang biasanya mengalirkan air ke kawasan itu, saat ini kondisinya sudah kering total. 'Bahkan, sambung Hanan, untuk mengambil setetes air pun di Cibulakan itu, sudah tidak bisa melakukannya. ''Kami sadar dengan kondisi itu. Karenanya harap maklum jika ada rumah yang tidak teraliri air PDAM,'' ujarnya. Hanan menjelaskan, saat ini, ada 13 desa yang sudah mengalami kekeringan. Dari jumlah itu, 12 desa di antaranya berada di Kecamatan Cibatu dan satu desa di Kec Cilawu. Desa-desa yang mengalami kekeringan air itu, ujar ia, setiap harinya langsung dipasok air dari PDAM. '''Masing-masing wilayah, setiap hari langsung dipasok air hingga mencapai 2 tangki,'' ujarnya. Dari Kab Bandung dilaporkan, proyek pembangunan dam dan parit di saluran irigasi di Desa Nagrek, Kecamatan Banjaran, justru membuat puluhan hektare sawah kekeringan. Ditengarai, proyek pembangunan tersebut tidak sesuai dengan bestek. '''Padahal, sebelum adanya proyek pembangunan dam itu, air tidak pernah surut,'' kata Sudirman, warga Kampung Nagrak, Desa Jatisari, Kecamatan Banjaran, Rabu (23/8). Dikatakan Sudirman, proyek pembangunan dam dan parit senilai Rp 210 juta itu seharusnya tidak mengganggu aliran air dari Sungai Cisangkuy yang melewati irigasi. Pasalnya, kata dia, dam dan parit itu hanya dibangun dengan panjang 20 meter dan lebar dua meter. 'Namun kenyataannya, ungkap Sudirman, air berhenti mengalir. Padahal, kata dia, irigasi tersebut bisa mengaliri tiga desa, yaitu Desa Malasari, Desa Jatisari, dan Desa Nagrak. ''Banyak sawah di tiga desa itu yang hampir panen menjadi terganggu,' 'cetus dia. Selain untuk sawah, kata dia, air di irigasi tersebut cukup bersih sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mandi dan mencuci. Namun, sejak ada proyek tersebut, ratusan kepala keluarga menjadi kesulitan air bersih. n mus/rfa Post Date : 24 Agustus 2006 |