Warga Mulai Berjuang Melawan Sampah

Sumber:Indopos - 11 Februari 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta
JOGJA - Mengantisipasi berakhirnya masa kontrak penggunaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan tahun 2012, masyarakat Jogja melakukan terobosan mengelola sampah. Setelah Celeban, kini giliran warga Kelurahan Kadipaten, Kraton serius memproduktifkan sampah.

Langkah awal, LPMK mengumpulkan pengurus RW sekelurahan. Mereka diberi pelatihan mengenai langkah-langkah praktis mengelola sampah. Wali Kota Herry Zudianto di sela-sela padatnya acara menyempatkan diri melihat secara langsung berjalannya pelatihan.

"Ini kegiatan positif. Saya sangat menginginkan pascapelatihan ini memberi kontribusi nyata dalam mengatasi persoalan sampah. Selamat berjuang melawan sampah," kata Herry memberi semangat.

Herry berpesan, pelatihan pemilahan sampah juga meningkatkan kualitas kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan asri, bersih, dan sehat. Karena itu, Herry mengajak seluruh masyarakat Jogja semakin peduli terhadap kebersihan.

"Misalnya kalau melihat ada yang membuang sampah sembarangan, ya harus berani menegur," pinta Herry didampingi Camat Kraton Andi Sasongko.

Herry juga meminta masyarakat yang mengonsumsi minuman dalam kemasan tidak membuang botol plastik. Botol ini disarankan dikelola dan diberdayakan. Sebab, botol plastik merupakan sampah yang tidak bisa hancur secara alami.

Sementara itu Ketua DPRD Jogja Arif Noor Hartanto atau Inung saat melakukan aksi bersih bersama sekitar 50 ABG (anak baru gede) di kawasan Pasar Ngasem meminta masyarakat memberi perhatian terhadap lingkungan.

"Jangan sepelekan sampah," pintanya serius. Dia juga meminta para pedagang di Pasar Ngasem menjaga kebersihan dan ketertiban.

Sementara itu Ir HM Shoffanudin Al Jauhari dan Hery Setiawan MSi dari Lembaga Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jogja mengatakan, persoalan sampah yang terjadi saat ini adalah dikumpulkan tapi tidak dikelola. Akibatnya, sampah yang menumpuk justru menimbulkan bau tak sedap, mendatangkan lalat dan menjadi faktor penyebaran penyakit. Padahal, volume sampah di masa mendatang semakin besar.

Karena itu, Shoffa mengusulkan perlu dilakukan langkah-langkah pengolahan. Menurutnya, ada lima langkah yang dapat dilakukan. Yakni, pembakaran dengan tungkus khusus, pengomposan dan pembuatan pupuk cair, pemanfaatan sampah dengan bantuan cacing tanah, pendam urug berlapis dan daur ulang.

Hery Setiawan menambahkan, persoalan sampah harus segera ditangani. Karena volume sampah saat ini mencapai 340 ton per hari. "Ini persoalan serius," terangnya. (uki)



Post Date : 11 Februari 2008