Warga Mulai Beli Air Bersih

Sumber:Kompas - 10 Juli 2009
Kategori:Air Minum

REMBANG, KOMPAS - Warga pesisir di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, saat ini mulai membeli air bersih untuk memasak dan minum. Hal ini disebabkan air sumur mereka berubah seperti air payau, lengket di badan dan berasa asin, sehingga hanya layak untuk mandi, cuci, kakus.

Hal yang sama juga terjadi di Brebes, Jawa tengah (Jateng). Sebanyak 110 dari 297 desa di Kabupaten Brebes dilaporkan juga rawan kekeringan.

Hasan (47), warga Desa Sarangmadura, Kecamatan Sarang, Kamis (9/7) di Rembang, mengatakan, pada hari-hari biasa, apalagi pada musim penghujan, air sumur bercampur dengan air tawar. Dalam kondisi itu, warga dapat memanfaatkan air tersebut untuk memasak dan minum.

Kepala Subbagian Sosial Bagian Kesejahteraan Sosial Kabupaten Rembang Prasetyo menjelaskan, pemerintah setempat telah menyiapkan dana Rp 300 juta untuk mengedrop air.

Pemerintah juga telah menyediakan sembilan armada truk tangki berkapasitas 4.000 liter- 5.000 liter. ”Kini, kami tinggal menunggu laporan dari kecamatan tentang desa yang rawan kekeringan atau sudah mengalami kekeringan. Jika benar-benar membutuhkan, kami akan langsung droping air,” kata Prasetyo.

Menurut dia, daerah yang mengalami kekeringan berjumlah 14 dari 294 desa di 14 kecamatan.

Menurut Hasan, pada musim kemarau, air sumur surut dan mirip air payau. Pada puncak musim kemarau, air tidak hanya mirip air payau, tetapi juga berbau tidak sedap. ”Sejak awal Juli, saya membeli air bersih dari daerah lain untuk memasak dan minum. Satu pikul berisi dua jeriken kapasitas 20 liter seharga Rp 1.000. Cukup untuk satu minggu karena anggota keluarga saya sedikit,” kata Hasan.

Camat Sarangmadura Muntoha mengatakan, warga Sarang kerap membeli air bersih saat musim kemarau karena air sumur bercampur dengan air payau. Mereka membeli air dari desa-desa terdekat, terutama Desa Kalipang. ”Di desa itu terdapat tiga sumber air yang bersih. Dua sumber dimanfaatkan warga pada umumnya dan warga pondok pesantren, sedangkan sumber yang lain diperjualbelikan.”

Di Desa Mantingan, Kecamatan Bulu, sejumlah warga pengelola mata air Mantingan mulai kebanjiran permintaan.

Di Brebes, 110 dari 297 desa rawan kekeringan saat ini. Semua desa itu berada di 12 kecamatan, meliputi Kecamatan Bumiayu, Larangan, Brebes, Wanasari, Banjarharjo, Tanjung, Tonjong, Losari, Bulakamba, Songgom, Sirampog, dan Kersana.

Sebagian besar desa yang rawan kekeringan berada di wilayah pantai utara (pantura) Jawa. Berdasarkan data dari Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Brebes, Kamis, jumlah keluarga di 110 desa mencapai sekitar 142.332 kepala keluarga.

Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesbangpolinmas Brebes Mujahidin mengatakan, kesulitan air hampir terjadi setiap tahun di pantura. Selain air bersih, kesulitan juga dialami petani di sawah yang mengandalkan tadah hujan. (HEN/WIE)



Post Date : 10 Juli 2009