|
Tulungagung - Surya Kebocoran empat titik sambungan pipa Himpunan Pengguna Air Minum ini mengakibatkan aliran air tidak sampai ke rumah pelanggan. Ikhsan, 50, warga Sumberdadap, Senin (16/10), mengaku terpaksa `mengais` air dari parit yang sengaja dibuat untuk menampung air dari sambungan pipa yang bocor. Saluran air Hipam dibangun pemkab sejak tahun 2004. Air bersumber dari mata air di Kalidawir ini telah mengalir ke sekitar 1.000 pelanggan Hipam. Setiap pelanggan membayar Rp 8.000/bulan - Rp 10.000/bulan. Sebelum ada Hipam, warga memperoleh air bersih dengan membeli kepada pemasok seharga Rp 3.000 untuk setiap 60 liter. Desa Sumberdadap merupakan daerah kering dan tandus. Kerusakan pipa terjadi sejak tahun 2005 akibat buruknya kualitas sambungan. "Kalau memakai sambungan proof ring tentu tidak terjadi seperti ini," ujar Ikshsan. Akibat kerusakan pipa Hipam, papar Ikhsan, setiap sore warga terpaksa mengantre air di titik-titik bocor. Ada empat titik pipa sepanjang sekitar 6 km yang bocor. Memudahkan mengambil air pipa yang bocor, warga sengaja membuat parit di sepanjang pipa yang bocor. Tanpa menunggu air jernih, warga langsung memasukkan air berwarna kecokelatan ini ke dalam jeriken atau bak-bak penampung air. Air keruh ini kemudian digunakan untuk mandi, memasak, dan mencuci. Supardi, 45, mengatakan antrean mengambil air dari parit terjadi setiap hari sejak pukul 16.00 WIB. Kades Sumberdadap Sutoyo mengatakan sejak terjadi kerusakan pipa Hipam, para perangkat desa mempunyai pekerjaan tambahan, yakni sebagai penjaga air. Sutoyo mengaku telah menyampaikan persoalan kebocoran pipa ini ke dinas terkait. Namun, hingga kini belum ada tanggapan. Anggota Komisi D DPRD Tulungagung M Syafii mengatakan kerusakan pipa Hipam adalah tanggung jawab pemkab, yakni Dinas PU PPW. st22 Post Date : 17 Oktober 2006 |