|
BALUWARTI - Warga Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasarkliwon, terutama di kawasan Kampung Hadiwijayan, meminta Keraton Surakarta agar memberi tempat di Alkid (Alun-alun kidul) untuk pemindahan tempat pembuangan sampah (TPS). Sebab, TPS yang menempel di luar pagar kompleks ndalem Hadiwijayan itu sering over load dan tumpah hingga menutup separo badan jalan, yang membuat lalu-lintas macet. ''Permintaan warga Gajahan itu bisa diterima dan baru dicari letak yang pas, kalau memang harus di kawasan Alkid. Namun, kalau pemerintah punya tempat pengganti lainnya, ya mangga saja,'' tutur Ebit Pramudijanto, selaku supervisor revitalisasi Alkid, kepada Suara Merdeka, kemarin. Umumnya, tanggapan itu diberikan untuk merespons permintaan warga Kelurahan Gajahan, yang merasa terganggu dengan aktivitas pembuangan sampah di TPS itu. Selain volume sampah yang dibuang ke situ over load, saat diurai para pemulung, sampah kian meluas dan bisa menutup badan jalan separo lebih di barat tembok Baluwarti itu. Karena kegiatan pembuangan dan pemulung bisa berlangsung sampai siang, ungkap Ebit, kelancaran lalu-lintas di lokasi tersebut sering terganggu. Bahkan, sering terjadi kemacetan saat jam berangkat dan bubaran sekolah ataupun kerja. Selain itu, TPS tersebut sering menjadi tempat pembuangan limbah bangunan dan bangkai binatang, yang tingkat polusinya tinggi, sehingga sering menyebarkan bau busuk. "Waktu itu, Pak Edy (KP Edy Wirabhumi-Red) memang belum bisa mengiyakan atau menolak. Namun, gagasan itu perlu diperhatikan. Kalau terpaksa tidak ada lagi tempat pengganti, ya nanti dicarikan di kawasan Alkid. Cuma, bagaimana menempatkannya agar tidak mencolok dan mengurangi estetika, fungsi, dan peran kawasan itu sebagai bagian dari cagar budaya dan objek wisata Keraton," papar abdi dalem, yang sehari-hari menjadi staf Kantor Pengageng Sasana Wilapa itu. Selain masalah TPS, Alkid juga sedang dirancang untuk bisa menampung berbagai kepentingan, terutama yang berkait dengan keamanan dan kenyamanan lingkungan, public space, lalu-lintas, dan kawasan pendukung objek wisata Keraton sekaligus cagar budaya peninggalan sejarah. Kini, revitalisasi Alkid secara keseluruhan sedang disusun kembali, baik pemetaan, perencanaan renovasi lanjutan, serta perencanaan anggarannya. Di tempat terpisah, KP Edy, selaku koordinator tim teknis revitalisasi Keraton, menyatakan, perencanaan sudah disusun, tetapi sumber dana untuk pembiayaan renovasi dan pembangunan berbagai fasilitas pendukungnya belum bisa ditetapkan. Namun, diakuinya, untuk mendapatkan dana guna mewujudkan semua kepentingan itu cukup besar dan bisa diperoleh dari berbagai sumber, baik pemerintah pusat maupun Pemkot dan swasta, dalam berbagai bentuk kerja sama. "Proposalnya kan bisa diajukan ke pemerintah. Dan untuk variasi yang dikerjakan, kan bisa di-sengkuyung bareng-bareng, mana yang menjadi bagian pemerintah pusat, Pemprov Jateng, atau Pemkot Surakarta, misalnya. Tentu saja, juga uluran tangan kerabat dan swasta," jelas pimpinan Lembaga Hukum Keraton Surkarta (LHKS) itu. Khusus penggalian dana dari swasta, bisa ditempuh berbagai macam, misalnya dengan kerja sama pemanfaatan dan pengelolaan lahan atau bangunan seperti yang ada di kawasan Alun-alun Lor. Juga bisa dalam bentuk kerja sama pemanfaatan kawasan sebagai lahan promosi, kegiatan usaha, dan sebagainya. (won-42h) Post Date : 22 Desember 2005 |