Bogor, Kompas - Sebanyak 27 keluarga di Kampung Babakan Tarikolot RW 5, Desa Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, meminta kepastian agar air sumur mereka dapat dimanfaatkan lagi.
Sejak satu bulan terakhir ini air sumur mereka tercemar zat kimia atau logam berat yang diduga berasal dari PT Sutrakabel Intimandiri yang berada di lingkungan permukiman mereka.
”Kami bingung dan kesal, setiap yang datang ke sini (mereka) mengambil sampel air sumur kami. Mereka dari desa, kecamatan, perusahaan, dinas kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, sampai ada yang dari Jakarta segala. Kata mereka, semua untuk tes laboratorium. Hasilnya mana? Sudah sebulanan air sumur kami tidak dapat dimanfaatkan lagi,” kata Tamamin (65), warga setempat, Kamis (28/4).
Tidak ada kebocoran
Sementara itu, Manajer Sumber Daya Manusia PT Sutrakabel Intimandiri Asih Siharyanti memastikan, perusahaannya tidak menghasilkan limbah cair dan tidak ada kebocoran pada bak proses produksi kabel. Perusahaannya pun tengah menunggu hasil uji laboratorium dari sampel air sumur warga dan air proses produksi kabel yang sama-sama berwarna putih pekat dan agak kental.
”Cairan putih kental yang disangkakan warga itu bukan limbah, melainkan cairan untuk proses produksi kabel. Kami yakini, bak itu tidak bocor sebab volume cairan tidak berkurang,” kata Asih.
Asih juga menegaskan, bak tersebut terbuat dari beton yang bagian dalamnya juga dilapisi fiber.
Khawatir berbahaya
Para warga sangat khawatir kondisi ini membahayakan kesehatan mereka. ”Dokter dari Puskesmas Keradenan Cibinong yang mengambil sampel air sumur kami cuma bilang, air sumur tidak layak dikonsumsi,” ujar Soma (56), seorang warga.
Ny Mila (42) dan Ny Rohani (41), warga setempat, juga tidak berani menggunakan sumur itu untuk mandi, mencuci, apalagi masak. ”Air sumur membuat gatal kalau kena kulit,” ujar Mila. (RTS)
Post Date : 29 April 2011
|