Bandung, Kompas - Warga korban banjir di Bandung Selatan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menagih janji dan meminta solusi nyata dari pemerintah. Usaha yang dilakukan saat ini tidak efektif menyelesaikan permasalahan banjir.
”Kami tahu banjir tidak mudah ditangani dengan cepat. Namun, setidaknya bantulah kami mencari jalan efektif mengurangi dampaknya,” ujar Kepala Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Tedi Supriadi dalam ”Diskusi Penanganan Banjir di Bandung Selatan” di Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (2/6).
Tedi mengatakan, 4.700 orang dari total 17.600 jiwa warga Desa Cangkuang Wetan masih dibayangi ketakutan bencana banjir.
Tedy berharap pemerintah memprioritaskan penanganan banjir yang efektif, di antaranya pembuatan danau resapan sekitar 5 hektar untuk menampung air luber. Selain itu, mereka juga menagih janji Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono yang berjanji membantu proses relokasi 4.700 warga yang selalu kebanjiran.
Koordinator Garda Caah, kelompok sukarelawan banjir di Majalaya, Kabupaten Bandung, Iwan Kustiwan, mengatakan, pemerintah kerap tidak melihat kemungkinan lain penyebab banjir di Bandung Selatan.
Sementara perwakilan Kelompok Riset Cekungan Bandung, T Bachtiar, menyebutkan, empat program penanggulangan pemerintah untuk banjir Bandung Selatan tidak efektif.
Menurut Rektor ITB Ahmaloka, pihaknya ingin memberi ruang bagi alternatif penanggulangan banjir dari berbagai kalangan. Ia berharap ada rencana jangka pendek dan panjang untuk menanggulangi banjir di Bandung Selatan yang kemudian dikerjakan bersama ahli ITB.(che)
Post Date : 03 Juni 2010
|