Warga Minta Bantuan Air Dipercepat

Sumber:Suara Merdeka - 11 Juli 2007
Kategori:Air Minum
REMBANG - Sejumlah warga berharap agar Pemkab Rembag bisa secepatnya menyalurkan bantuan air untuk mengatasi kekeringan. Warga juga berharap agar tahun ini Pemkab menambah jatah bantuan air.

Salah satu warga di Desa Seren Kecamatan Sulang, Minah mengutarakan, dalam beberapa pekan belakangan ini, air yang tertampung di sumur warga sudah mulai kering. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus mengambil air di embung Sudo atau beli.

"Kalau ada bantuan air, tentu akan lebih meringankan beban kami. Kalau memungkinkan, bantuan bisa dilaksanakan setiap pekan sekali," tuturnya.

Pj Kades Seren Kecamatan Sulang Budi Purwanto menjelaskan, kekeringan yang paling parah terjadi di RW 1. Hampir semua sumur warga sudah tidak ada airnya lagi.

"Dari pendataan terakhir desa, di RW itu hanya ada satu sumur saja yang masih mengeluarkan air. Tentu, hal itu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua warga," terangnya.

Dia menambahkan, pihaknya telah mengajukan permintaan bantuan air kepada Pemkab. "Hingga hari ini (kemarin-red) kami belum dapat kepastian kapan akan mendapatkan jatah bantuan air," jelasnya.

Penjadwalan

Sebelumnya, staf Bagian Kemasyarakatan Pemkab Dwi Agung Prasetyo menuturkan, saat ini pihaknya tengah membuat jadwal penyaluran bantuan air. Rencana semula, bantuan air baru akan disalurkan Agustus mendatang. "Namun apabila emergency, kami akan mencoba mengupayakan lebih cepat dari jadwal," tuturnya.

Menurut data dari Bagian Kemasyarakatan, sudah ada sekitar 253 desa yang mengajukan bantuan air. "Jumlah tersebut akan terus bertambah. Kami saat ini juga masih menghitung kebutuhan air yang diajukan warga," katanya.

Sementara itu memasuki musim kering ini, harga pakan ternak khususnya jerami dan rumput mulai beranjak naik. Menurut salah seorang penjual jerami dan rumput di perempatan Desa Mondoteko Kecamatan Kota, Roro, harga jerami dan rumput satu ikat kecil mencapai Rp 400 - Rp 500. "Padahal seminggu lalu harganya hanya Rp 200 - Rp 300 per ikat," jelasnya.

Kenaikan harga dikarenakan sudah tidak ada stok lagi. "Untuk memenuhi permintaan, kami terpaksa harus mencari hingga ke Pati. Tetapi, di Pati saat ini stoknya juga sudah tipis," terangnya. (H19-54)



Post Date : 11 Juli 2007