|
Bandung, Kompas - Hujan yang mengguyur Bandung, Jawa Barat, sejak Sabtu (22/12) sore hingga malam hari, menyebabkan Sungai Citarum meluap. Akibatnya, banjir setinggi 3 meter pun menggenangi sejumlah tempat di enam kelurahan dan desa di Kabupaten Bandung, Minggu (23/12). Ribuan warga dari enam kelurahan dan desa yang dilanda banjir akhirnya mengungsi. Keenam kelurahan dan desa tersebut ialah Kelurahan Pasawahan, Desa Cangkuang Wetan, Dayeuhkolot, dan Citeureup di Kecamatan Dayeuhkolot serta Kelurahan Baleendah dan Andir di Kecamatan Baleendah. Camat Dayeuhkolot Agus Suhendar mengemukakan, jumlah warga yang mengungsi sekitar 296 keluarga atau 1.184 jiwa. ”Mereka mengungsi ke masjid, gedung olahraga, sekolah serta kantor komando rayon militer dan kantor polisi,” kata Agus. Sekretaris Camat Baleendah Syaifullah menambahkan, banjir paling besar melanda Kampung Cieunteung, dengan ketinggian air mencapai 3 meter. Jumlah penduduk Kelurahan Baleendah yang terkena banjir ialah sebanyak 4.221 jiwa dari 1.389 keluarga. Sementara, di Kelurahan Andir, total warga yang kebanjiran sampai berjumlah 19.227 jiwa atau 5.428 keluarga. Hingga Minggu sore, meski berangsur-angsur surut, ketinggian air masih ada yang setinggi 0,5 meter. Banjir tidak hanya menggenangi lingkungan perkampungan atau permukiman warga, tetapi juga menggenangi jalan raya di depan Pasar Dayeuhkolot. ”Selepas maghrib, Sabtu, ketinggian air makin naik sampai sekitar 1,5 meter. Biasanya, cepat surut, tetapi kali ini agak lama sehingga sekarang masih tergenang. Kalau hari ini hujan lebat lagi, ya air bakal naik lagi,” kata Asep (45), warga Desa Dayeuhkolot. Pilkades sempat tertunda Akibat banjir yang masih menggenang, sejumlah pengemudi kendaraan yang semula akan melintas di depan Pasar Dayeuhkolot berbalik arah. Sebagian pengendara roda dua yang nekat menerjang banjir terpaksa harus menuntun motornya karena mogok. Banjir juga membuat penjaga toko di kompleks pasar tersebut mengeluh karena tak didatangi pembeli. ”Dari pagi sampai siang ini, baru 15 pembeli. Kalau cuaca cerah, pembeli biasanya lebih dari 100 orang,” kata Hendri (26), karyawan Toko Vanqis. Menurut Ketua Badan Permusyawaratan Desa Citeureup Wawan Gunawan (49), akibat banjir, pemilihan kepala desa Citeureup, yang direncanakan Minggu pagi, terpaksa diundur agak siang. ”Dari 17 tempat pemungutan suara (TPS), ada 9 TPS yang masih tergenang air. Meski agak terlambat, pemilihan tetap berjalan,” ujar Wawan. Di Kota Bandung, banjir juga menggenangi permukiman dan jalan raya. Banjir terjadi sejak hari Sabtu, akibat saluran drainase yang tak mampu menampung curah hujan yang tinggi. Banjir pun mengakibatkan terjadi sejumlah kemacetan arus lalu lintas. Sementara itu, dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Timur Andre Koreh mengatakan, sebanyak 94 sungai serta anak sungai di 21 kabupaten dan kota di provinsi itu berpotensi menjadi penyebab banjir.(sem/eld/kor) Post Date : 24 Desember 2012 |