Warga Mengungsi dan Stres

Sumber:Indopos - 18 Mei 2007
Kategori:Air Minum
SEMARANG - Para pelanggan air PDAM Tirta Moedal di wilayah Semarang Utara dan Timur kembali menjerit. Akibat rusaknya saluran air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kudu, sudah empat hari ini mereka tidak mendapatkan pasokan air dari PDAM. Sejak Selasa lalu (15/5), beberapa warga terpaksa ngangsu dan mengungsi ke sanak familinya.

Di Tlogosari, sejumlah pelanggan PDAM sejak 2 hari lalu terpaksa mengambil air dari sumur gali. Meski kualitasnya kurang bagus, mengambil air dengan cara menimba itu menjadi pilihan satu-satunya bagi warga yang tidak memiliki tandon air dan tidak memiliki sumur sendiri. Kalaupun mereka memiliki tandon air, beberapa lupa untuk mengisinya karena matinya aliran air PDAM terjadi secara mendadak.

"Terpaksa repot kalau PDAM-nya mati. Saya tidak punya tandon aur apalagi sumur sendiri yang bisa disanyo, total mengandalkan PDAM," kata Siti Ismawati, 40, warga Parangkusumo VII, Tlogosari.

Keluhan senada juga dirasakan Hermawan, warga Kalicari, Pedurungan. Akibat aliran PDAM mati, dia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah mertuanya. Hermawasn mengeluh karena tidak ada air, cucian baju anak-anak menumpuk.

Kerusakan IPA Kudu tersebut bukan merupakan kali pertama. Sebab, sudah beberapa kali instalasi yang dibangun atas dana pinjaman dari IBRD (International Bank for Reconstruction Development) yang kini seolah menjadi buah simalakama menumpuk hutang PDAM itu rusak. Kerusakan saluran IPA Kudu mengakibatkan sekitar 50 ribu pelanggan PDAM di Semarang bagian timur dan utara tidak terlayani. Diperkirakan, pasokan air dapat normal kembali dalam tiga sampai lima hari mendatang.

Direktur Utama PDAM Kota Semarang Agus Sutyoso mengungkapkan kerusakan saluran di IPA Kudu pada Selasa malam lalu itu terjadi karena ada saluran yang jebol di daerah Klambu, Purwodadi. Jebolnya saluran PDAM dikarenakan ada longsoran tanah akibat guyuran hujan beberapa hari lalu. Hujan di musim pancaroba mengakibatkan tanah -tanah kering tergerus air hujan.

"Saya mohon masyarakat memakhlumi, karena ini kerusakan ini terjadi di luar teknis. Kondisi salurannya seperti tanggul terbuka, jadi tidak kuat menahan longsoran tanah," ujar Agus.

Agus mengatakan pasokan air dari IPA Kudu bila normal mencapai 700 sampai 800 liter per detik. Sejak Rabu lalu, pasokan air hanya tinggal 50 sampai 100 liter per detik. Namun begitu kurangnya pasokan air itu akan diantisipasi oleh PDAM. Untuk memenuhi kebutuhan warga di Semarang Utara akan diambilkan aliran air dari wilayah Semarang Tengah. Untuk perbaikan saluran yang rusak, PDAM menyatakan hal itu menjadi tanggung jawab PSDA Provinsi Jateng. (dhi)



Post Date : 18 Mei 2007