|
SIDOMUKTI- Warga RT 1-4 RW 5 Dukuh Duren, Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, mengeluhkan keruhnya aliran air PDAM. Pasalnya, sudah dua bulan terakhir air yang keluar dari pipa di tempat mereka keruh. Bahkan, air tersebut juga bau besi berkarat dan menimbulkan bercak coklat kekuningan pada dinding bak air warga. Zumronah (34), warga RT 3 RW 5 Dukuh Duren menuturkan, untuk mengantisipasi keruhnya air, dia menutup pipa keran dengan kain atau kaos untuk menyaring kotoran yang keluar bersama air. Namun, karena kotoran yang mengendap cukup banyak, kain tersebut akhirnya terlepas, karena dorongan air. ''Untuk keperluan mandi kami terpaksa memenuhi bak terlebih dahulu yang kemudian kami endapkan. Air di bak tidak bisa digunakan jika tinggal separo, sebab kotoran yang mengendap kembali terurai (mubal), yang menyebabkan air menjadi keruh,'' jelasnya. Rohayati, warga yang lain mengungkapkan, untuk keperluan memasak dan mencuci pakaian, dia harus menyaring dan mengendapkan terlebih dulu sebelum digunakan. ''Kalau tidak disaring tidak bisa dipakai untuk memasak,'' terangnya. Selain itu, air yang dipakai untuk mencuci baju juga menimbulkan flek pada pakaian. ''Moh Rondi belum lama ini membongkar saringan meteran air miliknya. Awalnya dia menduga saringan yang ada di meteran tersebut rusak, sehingga air menjadi keruh. Tetapi, setelah dibongkar dan diganti dengan yang baru, air yang keluar masih tetap keruh,'' ungkap Rohayati yang mengaku air di tempatnya hanya mengalir pada malam hari saja. Dia menjelaskan, endapan kotoran air yang ada di bak bisa mencapai satu sentimeter dan meninggalkan bercak pada dinding bak. Sayangnya, meski sudah berlangsung dua bulan, kondisi tersebut belum dilaporkan warga ke PDAM. Debit Bertambah Direktur PDAM Kota Salatiga H Darminto SE MM mengatakan, keruhnya air di wilayah bawah (Kecandran dan sekitarnya), disebabkan oleh tingginya debit air dari tekanan sumur artesis di belakang kantor PDAM. Sebelumnya, pipa hanya teraliri air sebagian, sehingga pipa yang tidak terkena air berlumut dan berkerak. Kini, setelah debit dan tekanan air menjadi besar, lumut dan kerak yang menempel di pipa ikut tergerus dan menyebabkan air menjadi keruh. ''Hal serupa pernah dikeluhkan warga di wilayah lain, seperti di Pulutan. Tetapi, setelah di wash out air kembali normal,'' jelasnya. Mengenai keluhan warga di wilayah Kecandran, pekan ini PDAM akan melepas pipa per bagian untuk membersihkan dari kotoran yang menempel. ''Pembersihan ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mengembalikan kondisi air menjadi normal kembali,'' ungkapnya. (J12,H2-37) Post Date : 27 September 2007 |