Cirebon, Kompas - Sebagian warga miskin di Kecamatan Kapetakan dan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, masih harus bertahan membeli air hingga musim kemarau berakhir. Sumur yang ada hingga kini belum mengeluarkan air, sedangkan bantuan PDAM pun tidak selalu ada dan terdistribusi merata. Tundari, warga Blok Karangbaru, Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kamis (8/10), mengaku masih menyisihkan uang Rp 2.000-Rp 3.000 untuk membeli air. Air untuk minum dan memasak itu diperoleh dari pedagang air keliling.
Ia mengatakan, biaya tersebut tergolong tinggi bagi istri pengemudi becak seperti dirinya. Suaminya kadang hanya membawa pulang uang tidak lebih dari Rp 15.000 per hari dan kadang malah tidak mendapatkan uang sama sekali.
"Biasanya, kalau musim tanam, saya ikut membantu menanam dan dapat upah. Tetapi, sekarang sedang paceklik," ujarnya. Lingkungan sekitar rumah Tundari yang terletak di dekat pantai setiap tahun selalu kering. Saat ini sungai di depan rumahnya pun kering, hanya menyisakan tanaman eceng gondok. Belum ada
Roipah, warga Kampung Rebo, Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, mengatakan, keluarganya tidak bisa mengandalkan air sumur di kampungnya. Mereka terpaksa membeli tiga jeriken air per hari untuk kebutuhan minum.
Air PDAM yang dijanjikan dipasok untuk minum belum ada. Kalaupun ada, seperti tahun-tahun sebelumnya, air itu selalu menjadi rebutan warga.
Hingga kemarin, Kabupaten Cirebon belum juga diguyur hujan. Saluran irigasi utama, seperti di Gegesik dan Susukan, juga mengering. Air hanya mengalir ke Sungai Kumpulkuista, tetapi peruntukannya dikhususkan bagi air baku PDAM.
Ano Sutrisno, Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah Cirebon, mengatakan, pusat irigasi Bendung Rentang masih diperbaiki hingga 15 Oktober sehingga saluran irigasi harus dikeringkan sementara waktu. Pengeringan tidak bisa dihindari karena merupakan kebutuhan vital. "Jika tak diperbaiki, nanti bisa tambah rusak dan berpengaruh pada penyaluran air sepanjang tahun," katanya.
Kabupaten Cirebon selama ini memiliki sembilan tangki air. Jumlah itu lebih banyak dari persiapan sebelumnya yang hanya tiga unit. Meski demikian, air dibagikan secara gratis sehingga sering menjadi rebutan dan selalu kurang. (nit)
Post Date : 09 Oktober 2009
|