Warga Masih Konsumsi Air Tercemar E-Coli

Sumber:Suara Merdeka - 29 Juni 2009
Kategori:Sanitasi

BATUR-Akibat belum ada sumber mata air yang baru, membuat warga Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara tetap mengonsumsi air yang tercemar bakteri E Coli. Adapun warga di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur mengonsumsi air yang terasa asam.

Air itu dinilai sudah tak layak konsumsi. Karena itu, mereka kini berupaya mencari sumber mata air baru. Seperti diberitakan, Selasa lalu, sebanyak 40 warga dari dua desa yang bertetanggaan itu, bersama perangkat menuju Gunung Perahu untuk mencari sumber mata air baru.

Namun, mereka justru tersesat di hutan gunung tersebut. Mereka baru bisa pulang setelah dipandu oleh tim dari warga dan aparat kepolisian, satu hari kemudian. Seluruhnya selamat, namun masih ada yang syok dan belum pulih kondisi fisiknya.

’’Dari tujuh mata air, hanya satu yang tidak tercemar bakteri Coli. Berdasarkan tes laborat, kandungan E Coli enam mata air lainnya di atas ambang batas, yakni mencapai 2.430 lebih per ml air,’’ papar M Mudasir, kepala Desa Kepakisan.

Sedang satu sumber mata air yang masih aman dikonsumsi, lanjutnya, kadar E Coli-nya 70 per ml sehingga dianggap masih di bawah ambang batas. Ambang batasnya menurut dia adalah 150 per ml air.
Terpaksa Mata air yang masih dikonsumsi warganya, antara lain dari Telaga Sewiwi dan Kali Juweh. Sumber air yang tercemar bakteri itu, hingga kini masih dikonsumsi warga. Sebab, warga belum menemukan mata air yang baru.

Pencarian mata air hingga ke gunung, Selasa lalu, dilakukan untuk menjalankan program Pamsimas (penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat). Mereka berharap bisa memperoleh mata air yang masih layak konsumsi di hutan Gunung Perahu.

Dia mengungkapkan, dalam perjalanan mencari sumber mata air baru meski sempat tersesat, sebenarnya sempat menjumpai beberapa mata air. (H25-75)



Post Date : 29 Juni 2009