|
JAKARTA - Aliran air ledeng di kawasan Jakarta Utara masih seret. Warga terpaksa menggunakan air tanah sedotan dari mesin pompa. Sebagian lagi terpaksa menimbun air untuk persediaan sehari-hari akibat kucuran air kecil, bahkan mati. "Saya pakai air tanah karena ledeng mati," kata Yuli Handayani, warga RT 01 RW 02 Sunter Jaya, Jakarta, kemarin. Hal yang sama dirasakan Yayang, warga di tempat yang sama. Dia menampung air ledeng di ember untuk dituang ke galon air mineral. Ia menimbun air agar keperluan keluarga tercukupi setiap saat. Sebab, air tak dapat mengalir ke bak penampungan di atap rumah. Suparti, warga RT 23 RW 05 Ancol Selatan, terpaksa menadahi air di ember kecil untuk dituang ke bak penampungan. "Melelahkan," ujar ibu tiga anak itu. Sehari sebelumnya, warga Sungai Bambu, Tanjung Priok, membongkar galian kabel untuk mendapatkan air PT Thames PAM Jaya. Dari pantauan Tempo, warga tampak mengambil air galian dengan ember. Sementara itu, perusahaan air minum Thames PAM Jaya mengaku sudah mulai beroperasi. Pemasok air ke Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat ini sudah bisa menyuplai 2.200 liter air per detik dari Instalasi Produksi Air Buaran. "Prioritasnya Jakarta Utara," kata Manajer Operasional PT Thames Jaya Joni Herianto di Jakarta kemarin. Banjir yang merendam Jakarta pada Januari lalu memberi dampak besar bagi PT Thames PAM Jaya. Instalasi Produksi Air Buaran ikut terendam banjir. Semua pompa dan perangkat elektrik terendam 10 meter. Meski belum menyala total, pulsator Pabuaran I mampu memproduksi 1.200 liter air per detik dari produksi normal 300 liter. Adapun pulsator di Pabuaran II masih terendam air. Baru satu mesin yang menyala untuk memproduksi 1.000 liter air per detik. Thames PAM Jaya juga telah menyuplai air bersih gratis kepada korban banjir. Dalam pantauan Tempo, pembagian air bersih itu antara lain tampak di perkampungan dekat taman hiburan Ancol. Warga antre menampung air dari tangki putih berlabel perusahan itu. CHETA NILAWATY | FERY FIRMANSYAH | E KAREL DEWANTO Post Date : 13 Februari 2007 |