|
BANJARMASIN (Media): Sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan mulai dilanda kekeringan. Akibat kekeringan hebat itu, warga di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar dan Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, terpaksa mandi dari air parit yang kotor. Kekeringan akibat musim kemarau itu berlangsung lebih dari dua bulan. Daerah di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar yang dilanda kekeringan mencakup Desa Banyu Hirang, Guntung Papuyu, dan Handil Malintang. Adapun desa di Kecamatan Kurau yang menghadapi kekeringan meliputi Handil Babirik dan Handil Maluka. Untuk mandi dan mencuci warga terpaksa memanfaatkan air dari sumur galian di dasar parit. Sedangkan untuk keperluan minum, warga mendapatkan air dari tandon-tandon ukuran 1.000 liter yang disuplai PDAM kabupaten setempat. Tidak jarang, warga terpaksa memanfaatkan air parit kotor berwarna kecokelatan untuk keperluan minum jika air bersih dari PDAM datang terlambat. Syafrudin, 40, warga Desa Handil Babirik, mengaku hampir semua warga desa kini hanya mengandalkan air parit untuk keperluan sehari-hari. ''Sudah puluhan tahun, warga desa di saat kemarau terpaksa mengandalkan air galian di dasar parit,'' katanya. Akibat memanfaatkan air parit yang kotor ini, banyak warga kini mengeluh terserang penyakit kulit seperti gatal-gatal dan kutu air. Ditemui terpisah, Direktur Teknik PDAM Banjarmasin, Nurul Fajar Desira, mengakui sejumlah wilayah di perbatasan seperti Kabupaten Banjar dan Tanah Laut hingga kini memang belum bisa menikmati air bersih karena belum terjangkau. Di Sumenep, Madura, sedikitnya 37 desa di 12 kecamatan di Sumenep krisis air bersih. Dari 37 desa itu, 24 desa di antaranya berada di lima kecamatan kepulauan, sedangkan sisanya berada di kawasan perbukitan dan pesisir. Sementara itu, warga Gunungkidul terutama yang tinggal di zona selatan, kembali mengajukan permintaan pasokan air bersih ke Pemkab Gunungkidul, Yogyakarta. Permintaan itu diajukan setelah pemkab menghentikan pasokan air bersih karena turun hujan. Persediaan air bersih milik warga yang ditampung selama turun hujan pada pertengahan Juli ini mulai menipis. Bersamaan dengan menipisnya persediaan air bersih itu, pedagang air swasta mulai berkeliling lagi dan menjual air bersih dengan harga Rp120.000-Rp150.000 per tangki kapasitas 5.000 liter. (DY/MG/AU/B-3) Post Date : 13 Agustus 2005 |