|
KAJEN - Warga Desa Linggo Asri Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan mengeluhkan kekurangan air bersih. Padahal, sebagian besar kebutuhan air bersih Kabupaten Pekalongan disuplai dari mata air desa tersebut. Masalah itu terungkap dalam sarasehan Gubernur Jateng H Mardiyanto dengan peserta Perkemahan Bakti Saka Wanabakti dan Taruna Bumi (Pertiwanabumi) 2005 dan masyarakat di Balai Desa Linggo Asri, Sabtu (13/8) malam. Gubernur dan peserta sarasehan duduk lesehan di aula balai desa. Mereka mengeluhkan masalah yang bertahun-tahun dihadapi warga, yaitu sulit memperoleh air bersih. Kepala Desa Linggo Asri Subekhi mengatakan, berulang-ulang warga mengeluhkan hal itu. ''Ironisnya, air bersih Kabupaten Pekalongan disuplai dari mata air Linggo Asri,'' tandasnya. Masyarakat Linggo Asri yang mencapai 1.672 jiwa, selama ini hanya memanfaatkan air Sungai Maros. Sebab mata air yang selama ini digunakan masyarakat Kabupaten Pekalongan, tidak bisa dialirkan atau dimanfaatkan warga. ''Ada sumber mata air besar tetapi letaknya di Linggo bagian bawah.'' Mata air yang selama ini dipakai masyarakat Kabupaten Pekalongan, menurut Subekhi volumenya cukup besar, rata-rata 30 liter/detik. Sementara itu ada sumber mata air lain tetapi jaraknya cukup jauh, sekitar 6 km. Suyitno (50) warga Linggo Asri lainnya mengeluhkan hal serupa. Menurut dia, selama ini belum ada satu pun Gubernur Jateng yang mengunjungi wilayah itu. Karena itu, kedatangan Gubernur Mardiyanto diharap bisa membawa berkah bagi masyarakat Linggo Asri, terutama mengatasi kesulitan masyarakat dalam memperoleh air bersih. ''Air di sini banyak, namun hanya lewat. Mohon kami diperhatikan karena memang air menjadi masalah bagi warga,'' katanya. Akibat sulitnya air, pertanian Linggo Asri yang dikenal potensial, kini hanya mengandalkan hujan. Karena itu, rata-rata hanya panen satu kali/tahun. ''Jika air mencukupi, kami bisa panen minimal dua kali/tahun seperti daerah lainnya,'' tandasnya. Satu Kali Panen Berkaitan dengan masalah itu, Gubernur berjanji akan membantu semaksimal mungkin agar masalah di Linggo Asri bisa ditangani. ''Silakan bentuknya apa dan rumuskan bersama, antara warga dan bupati. Kami akan bantu,'' jelasnya. Gubernur berharap, penyebab kekurangan air itu diteliti dengan cermat sehingga tidak salah dalam memilih solusi. Dia mencontohkan kasus yang sama di suatu daerah. ''Ketika instalasi telah dipasang, ternyata pipa yang digunakan itu kekecilan sehingga air tetap sulit mengalir. Kami harap di sini tidak terjadi hal seperti itu.'' Bupati Pekalongan Drs H Amat Antono yang menjadi moderator dalam sarasehan itu menjelaskan, warga memang sudah lama mengeluhkan soal kekurangan air bersih. Untuk mengatasinya, Pemkab saat ini tengah membuat sumur bor. ''Namun harus kami uji dulu. Jika hasilnya memang bagus, air akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan warga dan objek wisata Linggo Asri,'' jelasnya. Bupati mengakui jarak mata air dengan rumah warga cukup jauh, yaitu sekitar 6 km. Pihaknya bersama warga pernah menghitung, dibutuhkan dana Rp 200 juta untuk memasang pipa dan mengalirkan air ke rumah warga. Warga dan peserta Pertiwanabumi menyambut antusias sarasehan dengan Gubernur yang juga Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Kwarda XI Jateng. Selain keluhan soal air, para peserta menanyakan masalah lain seperti pendidikan, pertanian, listrik, dan soal kepramukaan. Namun karena sudah larut malam, Bupati Amat Antono mengakhiri acara itu dengan makan bersama warga dan peserta Pertiwanabumi. (G16-50m) Post Date : 16 Agustus 2005 |