|
BUKAN hal yang aneh jika dalam satu kampung ada satu atau dua orang yang memiliki penyakit bengek alias asma. Namun, akan menjadi hal yang aneh jika dalam satu kampung ada beberapa, bahkan puluhan orang yang menderita penyakit tersebut. Salah satu daerah yang agak aneh tersebut adalah Kampung Leuweung Tiis Desa Sukaraja, Kec. Banyuresmi, Garut. "Beberapa warga di Leuweung Tiis memang sudah beberapa tahun ini menderita asma, Pak. Coba saja cek. Jumlahnya banyak, mencapai puluhan orang," kata Dodong (51), warga Leuweung Tiis, Minggu (21/5). Penjelasan senada diungkapkan Emay (45) dan beberapa temannya. Ciri-ciri warga yang asma, kata Dodong, bisa diketahui dengan mudah. Kalau berjalan, biasanya mereka selalu diseling dengan menarik napas panjang. Bukan hanya itu, saat napasnya sesak, dari warga tersebut pasti akan terdengar suara nyaring "ngik". Penderitanya, selain orang tua, banyak juga remaja dan anak-anak. "Jika tidak salah, warga sini banyak yang terkena bengek, sejak beberapa tahun lalu," kata Dodong seraya mengakui bahwa dirinya pun menderita bengek. Ia menderita penyakit tersebut sejak 2 tahun lalu, padahal sebelumnya ia sehat-sehat saja. Kurang terurus Dodong menambahkan, pada umumnya warga Leuweung Tiis menderita bengek sejak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Pasirbajing, kurang terurus. Letak TPA tersebut, katanya, sekira 700 meter dari Leuweung Tiis. Akibat dari tidak terurusnya TPA, asap pembakaran atau bau yang ditimbulkannya, berhembus ke Leuweung Tiis. Ia tidak mengetahui secara persis apakah penyakit bengek yang diderita warga Kampung Leuweung Tiis itu karena asap pembakaran atau bau sampah di TPA Pasirbajing atau tidak? Namun, ia menduga, penyakit itu memang timbul karena sampah di TPA Pasirbajing. Karena punya asumsi seperti itu, jangan heran jika warga Leuweung Tiis terus melakukan penolakan setelah mengetahui sampah dari Kota Bandung akan dibuang ke kawasan TPA Pasirbajing. Penolakan dilakukan karena mereka khawatir sampah tersebut akan menambah penderitaan mereka. "Dengan sampah dari TPA Pasirbajing saja, warga sini banyak yang bengek, apalagi setelah sampah dari Kota Bandung juga dibuang ke kawasan TPA Pasirbajing," kata Ateng, tokoh pemuda setempat, Minggu (21/5). "Selain bengek, warga sini pun ada yang diserang penyakit gatal-gatal. Itu akibat serangan lalat," tambah Emay. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Garut drg. Arya Tarmadi M.Kes. ketika dikonfirmasi Minggu, mengakui bahwa warga Leuweung Tiis ada yang menderita bengek. Pihaknya pun beberapa waktu lalu sudah melakukan pengecekan ke Leuweung Tiis. Namun, menurut hasil pengecekannya, jumlahnya tidak banyak. Mereka paling hanya satu atau dua orang saja. "Saya akui memang ada, tapi jumlahnya tidak banyak. Saya kira itu wajar saja," katanya. Ia mengatakan, penyakit bengek yang diderita warga Leuweung Tiis itu memang bisa disebabkan karena alergi debu atau udara. Tapi, itu bukan penyebab satu-satunya. Penyakit itu bisa juga timbul jika si penderita melakukan kontak dengan alergi bulu binatang, bunga, dan sebagainya. (Aam Permana S/"PR") Post Date : 23 Mei 2006 |