|
Kediri | Surya - Ratusan warga di wilayah lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri kian menjerit akibat kekurangan air bersih. Mereka meminta Pemkab Kediri segera membantu pengadaan air bersih. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari untuk keperluan rumah tangga termasuk memasak, warga terpaksa mengonsumsi air sungai. Seperti yang dialami warga di Dusun Wadang, Desa Ngetrep, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jumat (4/7). Dalam pengamatan Surya, sejumlah warga di lereng Gunung Wilis ini saling berebut mendapatkan sisa-sisa aliran air sungai yang juga sudah mengering. “Kami terpaksa memasak dengan air sungai. Hanya air ini yang masih bisa kita harapkan untuk memenuhi kebutuhan air kami. Kalau pagi airnya masih bening, tapi kalau sore sudah buthek (keruh). Kapan kami didrop air bersih lagi seperti tahun lalu,” ucap Sumantri, warga Dusun Wadang, sambil menciduki kubangan air sungai. Penderitaan warga tidak berhenti di situ. Untuk mendapatkan air sungai ini, mereka harus rela berjalan kaki sambil memikul air dengan jarak tempuh lebih dari 500 meter lagi terjal. Sambil memikuli air, warga menuruni jalan bertebing membelah hutan. Untuk mendapatkan lebih banyak air, seluruh anggota keluarganya dikerahkan. Jumat siang itu, dalam pantaun Surya tampak bocah balita sedang asyik memegang gayung dan jerigen kecil. Bocah ini harus membantu orang tuanya mencari air sungai. “Ini masih untung, sungainya masih keluar air. Bulan besok sudah tidak ada aliran air,” kata Sumarin, warga Wadang, sambil memegang anak balitanya, Chandra Mukti. Hanya dengan air sungai ini, warga Wadang menggantungkan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Air sungai yang keruh itu harus digunakan untuk seluruh keperluan rumah tangga. Tidak hanya mandi, mencuci, tapi juga warga harus memasak dengan air keruh ini. Menurut warga, kondisi ini sudah dialami sejak dua minggu terakhir. “Warga di sini tidak lagi memikirkan mandi. Paling hanya sekali badannya mambu banyu (badannya terguyur air). Warga sudah senang kalau persediaan air untuk memasak ada,” kata Kepala Dusun (Kasun) Dawang, Ramelan. Kasun ini menambahkan selama ini warga Ngetrep termasuk Wadang dan sekitarnya menggantungkan sumber air Sumberpetung (wilayah Mojo, Kediri) dan Sumber Sendang (Tulungaung). Belakangan, aliran air dari kedua sumber ini sudah seret. Karijan, 56, warga Desa Negtrep saat ditemui Surya mengaku saat ini aliran air dari sumber sudah digilir. Di masing-masing desa mendapat giliran. Kadang sampai tiga hari telat tidak dialiri. Kondisi ini menimbulkan gejolak warga di lereng Gunung Wilis ini. Warga sampai mencurigai ada tangan yang tidak bertanggung jawab untuk menyumbat air sumber. “Pernah kami bersama warga yang lain mengurut kemacetan aliran air. Ternyata kami menemukan debok (pelepah pisang) disumpalkan di paralon di wilayah Tulungagung. Kami memahami, warga Tulungagung yang kemungkinan kurang berkenan airnya dialirkan ke Kediri,” tambah Ramelan. Kabag Humas Pemkab Kediri Sigit Rahardjo saat dikonfirmasi menyatakan siap mengedrop air bersih. Bahkan tidak hanya Ngetrep, empat kecamatan yakni Kepung, Mojo, Tarokan, dan Ngancar rawan air bersih. Di Mojo sendiri ada 6 desa, yakni Banyuurip, Karangwaru, Ngetrep, Surat, Ponggok, dan Kranding. “Begitu ada laporan desa, kita akan drop air bersih,” kata Sigit. (k2) Post Date : 06 Juli 2008 |