Warga Lereng Merapi Semakin Sulit Air

Sumber:Suara Merdeka - 14 Agustus 2008
Kategori:Air Minum

KLATEN-Memasuki  puncak musim kemarau,pasokan air bersih dari sumber air Bebeng, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ke warga di kawasan puncak Gunung Merapi mulai menyusut. Warga terancam semakin kesulitan di tengah harga air bersih yang terus melambung mencapai Rp 200.000/tangki.

Noto Semito, warga Dusun Ngemplak, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang mengatakan air dari Bebeng itu sangat dibutuhkan warga. ”Namun sekarang terus menyusut. Bisa jadi karena mata airnya di Sleman juga berkurang,” ujar dia Selasa (12/8).

Dia mengatakan, suplai air dari kabupaten tetangga itu baru bisa berjalan sekitar empat bulan. Sebelumnya, pasokan airnya macet karena pipa rusak akibat erupsi Gunung Merapi bulan Juni 2006.

Dengan mulai mengalirnya air warga di kawasan puncak yang hanya berjarak enam kilo meter dari puncak cukup lega. Hanya saja ,sambungnya, sejak beberapa pekan ini debitnya menurun. Sebelum memasuki puncak kemarau bisa digunakan mengisi setengah bak tetapi saat ini tidak bisa lagi. Bahkan alirannya semakin kecil. Pasokan dari Kabupaten Sleman itu dimanfaatkan sekitar 2.000 kepala keluarga di empat dusun.

Mulai Ngemplak, Deles, Duwet, Semunu dan Sidorejo sendiri.  Meski belum semua dusun terjangkau tetapi sangat membantu warga. Dengan semakin menyusut warga mulai resah.

Apalagi jika musim kemarau semakin panjang. Saat ini saja harga air bersih di desanya sudah mencapai Rp 140.000/tangki isi 50 liter. Jika suplai dari Bebeng macet, warga terpaksa menjual ternak atau kendaraan untuk membeli air. 

Sumini warga lain mengatakan sumber air dari Bebeng menjadi andalan warga. Meski harus iuran per KK untuk perawatan tidak keberatan. "Kalau macet lagi kami sangat repot karena harga air mahal, ” ujar dia. Ada baiknya, pipa sambungan dari Bebeng ditingkatkan kapasitasnya sehingga warga lega.

Kadus III Desa Sidorejo,Sudiyanto mengatakan persoalan air bersih memang masalah besar. Suplai dari Sleman sangat membantu meski belum maksimal.”Hanya beberapa dusun di atas yang terjangkau.Alirannya juga terbatas,” ujar dia.

Namun jika sampai macet dan  kemarau belum usai,air bersih akan semakin sulit.Kabag Sosial, Rantiman SH mengatakan pengiriman air terus dilakukan ke 28 desa , termasuk Sidorejo. Dia mengakui kalau untuk mencukupi semua warga jelas tidak mungkin.”Namun apapun upayanya akan terus kami lakukan pengiriman,” ujar dia.

Pemkab sendirian menurutnya tidak akan bisa membantu maksimal pada warga. Warga bisa mensiasati dengan berhemat. (H34-67)



Post Date : 14 Agustus 2008