|
SOLO (SI) – Kesadaran warga untuk turut menciptakan lingkungan yang sehat di Kota Solo sejauh ini belum tumbuh secara baik. Indikasinya,masyarakat lebih cenderung menggunakan alasan menghemat biaya dibandingkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan. Bahkan, banyak di antara warga yang sekadar ‘memanfaatkan’ fasilitas yang telah disediakan pemerintah, seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi, Pasarkliwon, Solo. Masyarakat juga sudah mulai meninggalkan penggunaan septic tank kemudian beralih menjadi pelanggan air limbah IPAL. Kasi Perekonomian dan Lingkungan Hidup Kelurahan Semanggi, Pasarkliwon, Solo, Hening Budiastuti mengakui, keberadaan bangunan IPAL di Semanggi memang telah memberikan dampak positif bagi warga, di antaranya menyangkut persoalan sanitasi. “Banyak yang menjadi pelanggan air limbah IPAL karena biayanya murah, daripada membangun septic tank sendiri,” ungkapnya, kemarin. Menurut dia, biaya yang dibutuhkan untuk menjadi pelanggan hanya sekitar Rp500.000. “Kalau jaraknya jauh dan butuh tambahan pipa,maka calon pelanggan harus membeli pipa sendiri,” katanya. Sayangnya, saat ini banyak pelanggan yang masih enggan untuk membayar tagihan air kotor itu. “Padahal tidak mahal, hanya sekitar Rp5.000 dan mereka itu ratarata mampu untuk membayar uang segitu. Saya rasa ini masalah kesadaran yang masih rendah,” paparnya. Menurut dia, selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong kesadaran warga tersebut.“ Tapi kalau memang dasar orangnya tidak memiliki kesadaran, yamau bagaimana lagi,”bebernya. Saat ini jaringan IPAL tersebut, baru dapat melayani warga yang ada di lima RW yang berada di sekitar IPAL,yakni RW 7 hingga 11. Padahal,di kelurahan yang berada di tepi Sungai Bengawan Solo tersebut, terdapat total 23 RW. “Harapannya memang jangkauan pelayanan bisa diperluas,” tambahnya. Lurah Kelurahan Semanggi, Pasarkliwon Agus Santoso mengatakan, IPAL tersebut tidak hanya melayani warga di kampung itu, melainkan juga daerah-daerah lain di Kota Solo. Kemanfaatan tersebut di antaranya adalah menghemat keterbutuhan lahan karena tidak perlu membuat septic tank. Pada 2008, Pemkot Solo melakukan peningkatan kapasitas IPAL Semanggi tersebut menjadi dua kali lipat menjadi 60 lt/dt dengan anggaran Rp3,3 miliar. Sejauh ini, jumlah pelanggan IPAL Semanggi mencapai 6.285 sambungan rumah. Targetnya, kapasitas baru tersebut dapat dimanfaatkan secara keseluruhan pada 2015. (fefy dwi haryanto) Post Date : 15 Mei 2009 |