Warga Lebak Terancam DBD

Sumber:Suara Pembaruan - 06 Februari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[LEBAK] Banjir yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten yang telah mengakibatkan 1.768 rumah tergenang banjir. Warga mengaku tidak hanya khawatir akan kehilangan tempat tinggal, tetapi juga ancaman penyakit, khususnya penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Sebab, pada musim hujan saat ini, peluang berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD semakin besar karena air tergenang di mana-mana.

Masyur (35), warga Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, kepada SP, Kamis (5/2) mengungkapkan, kondisi rumahnya sangat becek karena tergenang banjir. Ia mengaku khawatir kondisi lingkungan yang kotor itu akan menimbulkan munculnya penyakit DBD.

"Kami hanya meminta kepada petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak untuk melakukan pengasapan, sehingga warga yang sudah terkena banjir terhindar dari penyakit DBD yang mematikan itu. Kondisi kami sudah menderita dan jangan kami dibuat lebih menderita lagi," ujarnya.

Berdasarkan data dari Dinkes Lebak, kasus DBD sepanjang Januari 2009, terjadi sebanyak 25 kasus dan memasuki awal Februari ini bertambah lagi menjadi 53 kasus.

Berdasarkan catatan Dinkes Lebak, Kecamatan Rangkasbitung merupakan tempat yang paling rawan terkena DBD karena kasus DBD lebih tinggi dari kecamatan lain sebanyak 26 kasus. Sementara itu beberapa kecamatan lain, yakni Cibadak terdapat sembilan kasus DBD, Kalanganyar enam kasus, Mekarsari tiga kasus, Cikulur tiga kasus, sementara Cimarga, Warunggunung, Maja, Leuwidamar, Pajagan, dan Banjarsari, masing-masing satu kasus.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Lebak Sri Agustina mengungkapkan, wabah DBD di Lebak pada awal 2009 ini semakin meningkat. Meningkatnya kasus DBD merupakan salah satu indikasi bahwa masyarakat belum memiliki kesadaran yang penuh terhadap kebersihan lingkungan sekitar, termasuk dalam rumah.

"Musim hujan saat ini sangat rentan terkena DBD, jika tidak menjaga kebersihan. Genangan air yang terdapat di mana-mana, akan memberi peluang bagi jentik-jentik nyamuk berkembang biak," ujarnya.

Antisipasi

Namun, Sri mengaku telah melakukan langkah antisipasi untuk menekan kasus DBD di setiap kecamatan. "Banjir yang melanda sebagian kecamatan akan menimbulkan rawan DBD. Kami juga akan membantu warga korban banjir dengan bantuan kesehatan gratis," ujarnya.

Kepala Seksi Surveilan P2PL Dinkes Lebak, Tin Suhartini mengatakan, penekanan angka kasus DBD ini akan lebih difokuskan di Kecamatan Rangkasbitung karena data menunjukan Rangkasbitung rawan DBD.

Sementara itu, dari Jawa Timur (Jatim) dilaporkan, sepuluh desa di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, mulai terendam luapan Bengawan Solo. Tinggi genangan di jalan desa mencapai 50-60 sentimeter (cm), menyebakan kegiatan masyarakat dan proses belajar mengajar terganggu.

"Setiap tahun, kecamatan Bungah terkena dampak luapan Bengawan Solo. Kami berharap agar tanggul penahan luapan sungai ini tidak jebol," kata Camat Bungah, Darmawan kepada SP, Jumat (6/2) pagi.

Para petani tambak dan tanaman pangan, dalam keadaan demikian tidak bisa beraktivitas, karena ratusan hektare lahan pertanian dan tambak mereka tergenang air. Sementara bagi anak sekolah, meskipun luapan belum masuk ke sekolah mereka, tetapi karena jalan desa terendam, menyebabkan banyak siswa tidak masuk sekolah.

Menurut Darmawan, genangan air di kecamatan Bungah terus meluas. Lahan pertanian tanaman pangan yang terendam mencapai 219,5 hektare, tambak 112,2 hektare dan rumah milik warga yang terendam sebanyak 138 unit. [149/080/WMO/143/148/ 147/142]



Post Date : 06 Februari 2009