|
GROBOGAN - Untuk memenuhi kebutuhan air minum beberapa warga Desa/Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan terpaksa mengambil air sungai dengan memompa. Yang semakin memberatkan warga adalah tarif sewa pompa naik seiring dengan kesulitan mendapatkan bensin. ''Yang menjadi permasalahan, selain sulit mendapatkan air, biaya sewa diesel juga naik dari semula Rp 12.000/jam menjadi Rp 15.000/jam,'' kata Abaway Sakan (29), warga Desa/Kecamatan Kradenan, kemarin. Lebih lanjut dia mengemukakan, meski tarif naik dirinya tetap menyewa lantaran sangat membutuhkan air. ''Harapan kami, Pemkab peduli terhadap masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih,'' tuturnya. Dia mengungkapkan, beberapa waktu lalu di desanya pernah mendapat bantuan air bersih. Namun, sifat bantuan tersebut insidental. Kalaupun ada bantuan, jumlahnya sangat kurang. Kesulitan serupa juga dirasakan beberapa warga di Desa Tunggak, Boloh, Kenteng, dan Toroh. Akibatnya, mereka terpaksa mencari sumber air yang belum kering. ''Jumlah warga yang mengalami kesulitan air bersih di wilayah kami sekitar 15.000 orang,'' ujar Sunarto, anggota DPRD Grobogan yang juga warga Kecamatan Toroh itu. Dengan demikian, lanjut dia, pihaknya berencana mengusahakan bantuan air bersih ke masyarakat di sekitarnya. ''Saya minta Pemkab segera merealisasikan anggaran untuk bantuan air bersih yang telah disetujui DPRD,'' tegasnya. Bupati Grobogan Agus Supriyanto mengungkapkan, untuk mengatasi kekeringan tersebut pihaknya sudah mengambil berbagai langkah baik jangka pendek, menengah maupun panjang. ''Untuk jangka pendek dengan memberikan bantuan air bersih ke desa-desa yang membutuhkan. Jangka menengahnya dengan pembuatan embung, dam, dan sumur resapan. Sementara itu, jangka panjang dengan reboisasi,'' paparnya. Sebelumnya Pemkab telah membangun beberapa sumur resapan yang tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Grobogan, Tawangharjo, Ngaringan, Wirosari, Kradenan, Gabus, Pulokulon, Toroh, Geyer, Karangrayung, Kedungjati, dan Tanggungharjo. Sementara itu, Waduk Kedungombo di Desa Rambat Kecamatan Geyer sampai kemarin belum menggelontorkan air waduk itu untuk air minum maupun pertanian secara maksimal. Sebab proyek perbaikan tanggul saluran irigasi teknis di jaringan BendungSidorejo di Toroh, tepatnya di bawah waduk itu, belum selesai. Rencananya Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kudus yang mengatur distribusi air Kedungombo, akan menambah debit penggelontoran waduk itu ke bagian hilir secara bertahap. Sebab bila langsung digelontor dalam debit besar, dikhawatirkan tanggul yang baru saja diperbaiki, tak kuat lalu jebol. (H3,A23-51j) Post Date : 09 September 2005 |