Warga Kota Yogyakarta Bakal Diwajibkan Kelola Sampah

Sumber:Koran Tempo - 18 April 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
YOGYAKARTA – Warga Kota Yogyakarta tak bakal bisa lagi membuang sampah rumah tangga sembarangan. Tingginya produksi sampah serta terbatasnya lahan pembuangan akhir mendorong Pemerintah Kota Yogyakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta untuk menyiapkan aturan mengenai pengelolaan sampah rumah tangga.
 
Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Zuhrif Hudaya mengatakan usulan itu terangkum dalam draf Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah yang akan diajukan pada rapat paripurna Dewan pada akhir April mendatang. Pengelolaan sampah yang dimaksud adalah proses daur ulang sampah sebelum diangkut ke tempat pembuangan akhir. "Intinya reduce, reuse, dan recycle," katanya setelah meninjau tempat pembuangan akhir sampah di Piyungan, Bantul, kemarin.
 
Kunjungan itu merupakan bagian dari prosedur pengumpulan data dalam proses penyusunan draf Raperda. Selain kewajiban mengelola sampah sebelum dibuang, kata Zuhrif, dalam Raperda itu diusulkan adanya insentif bagi warga yang mengelola sampah domestiknya.
 
Kota Yogyakarta menyumbang sampah dalam jumlah jauh lebih besar dibanding dua daerah lainnya, Sleman dan Bantul, di TPA Piyungan.
 
Dengan mewajibkan masyarakat mengolah sampah sebelum dibuang, DPRD dan pemerintah berharap produksi sampah asal Kota Yogyakarta bisa ditekan sebanyak mungkin. Pemilahan sampah diperkirakan bisa menekan angka volume sampah di TPA sebesar 30-40 persen. "Apalagi kalau dilakukan pengelolaan, bisa turun sampai 50 persen," kata Zuhrif.
 
Untuk menangani sampah di Kota Yogyakarta, pemerintah kota kini menganggarkan dana hingga Rp 12 miliar. Sebagian besar dari anggaran itu habis untuk membiayai pengangkutan sampah ke tempat pembuangan.
 
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Suyana, mengatakan, setiap hari jumlah sampah dari Kota Yogyakarta mencapai berat rata-rata 180 ton. Sebanyak 70 persen di antaranya merupakan sampah rumah tangga. Ia membenarkan bahwa pemilahan sampah, antara yang organik dan nonorganik, bisa menurunkan produksi sampah yang dibuang ke TPA. "Bisa turun sampai 30 persen," katanya.
 
Mengelola sampah rumah tangga, menurut Suyana, menguntungkan secara ekonomis karena pasar produk daur ulang saat ini sudah terbentuk.
 
Saat ini, pengelolaan sampah di TPA Piyungan masih mengandalkan sistem terbuka, yakni sampah dibuang begitu saja. Beberapa waktu lalu, diperkirakan daya tampung Piyungan akan mencapai batas maksimal pada 2012. "Namun, setelah dikaji kembali, diperkirakan masih cukup menampung sampah hingga dua tahun lagi," kata Suyana. ANANG ZAKARIA


Post Date : 18 April 2012