Warga Kota Tangerang Segera Nikmati Air Siap Minum PDAM

Sumber:Suara Pembaruan - 12 November 2007
Kategori:Air Minum
Di banyak negara, air dari kran siap minum sudah bukan sesuatu yang asing. Namun, untuk wilayah Kota Tangerang boleh terbilang baru. Apalagi, masih kerap ter- dengar keluhan masalah air yang diproduksi PDAM Tirta Benteng.

Namun, keluhan tersebut terjawab dengan dibangunnya sistem penyaringan untuk memproduksi air siap minum. Program air bersih langsung minum bernama zona air minum prima (ZAMP) saat ini baru diperuntukkan bagi 100 pelanggan di Perumahan Arcadia, Kecamatan Batu Ceper dan diharapkan akan bertambah menjadi 2.000 pelanggan.

Direktur Utama PDAM Tirta Benteng, Ahmad Mardju Kodri kepada SP pekan lalu menyatakan, program air minum tanpa dimasak ini merupakan proyek percontohan yang didorong oleh Badan Penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (BP-SPAM) yang mengharuskan setiap PDAM memiliki produk air bersih yang bisa diminum oleh masyarakat pelanggan.

PDAM Tirta Benteng memilih perumahan Arcadia karena pipa air di wilayah itu masih baru. "Pipa air yang ditanam ke perumahan itu masih baru. Jadi air steril yang telah kami olah bisa langsung dikirimkan melalui pipa ke rumah warga dan bisa langsung diminum," ujar Kodri.

Penyaluran air siap minum di perumahan itu merupakan pemenuhan kewajiban PDAM Tirta Benteng sesuai UU No 16 Tahun 2005 tentang produksi air PDAM yang harus bisa langsung diminum pada tahun 2008. "Ini masih tahap uji coba. Tapi, instalasi kami memang telah siap menyalurkan air siap minum dari kran rumah warga tanpa harus dimasak dulu," katanya.

Bertahap

Menurut Kodri, Program ZAMP sebenarnya diadakan di sejumlah kota seperti Medan, Bogor, dan Malang. Untuk wilayah Provinsi Banten, ditunjuk PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang sebagai daerah percontohan dengan dibantu pemerintah pusat. Dia juga mengatakan, air siap minum ini akan dibangun bertahap terutama di wilayah perumahan, karena pipa yang ditanam sudah teratur.

Untuk menyiapkan air siap minum, PDAM harus membangun sistem penyaringan lagi di setiap wilayah. "Memang saat ini kami masih fokus pada perumahan untuk menerapkan sistem ini," lanjutnya.

Kodri menjelaskan, untuk membuat air siap minum ini memang membutuhkan biaya yang besar. Diperkirakan, investasi yang harus ditanam PDAM Tirta Benteng mencapai Rp 300 miliar hingga tahun 2010. "Sangat berat bila PDAM harus menanggung dana investasi itu. Makanya kami membutuhkan investor lokal atau asing agar program penyaluran air siap minum ini bisa dinikmati seluruh warga Kota Tangerang," lanjutnya.

Kodri mengatakan, untuk saat ini harga air langsung minum itu masih disamakan dengan harga langganan air di tingkat rumah tangga atau sekitar Rp 2.775 untuk takaran 0 hingga 10 kubik. Sementara itu, Humas PDAM Tirta Benteng, Indra Wawan Setiawan menambahkan, selain membutuhkan investasi yang besar, penerapan ZAMP juga masih terkendala budaya warga Kota Tangerang yang masih tidak percaya dengan air siap minum. Mereka biasanya meminum air yang telah dimasak terlebih dulu.

"Jadi jangan sampai biaya besar untuk investasi air siap minum ini, tapi tidak dimanfaatkan maksimal terlebih ada kesan mubasir karena justru lebih banyak dimanfaatkan untuk mencuri pakaian maupun mobil," ujarnya.

Mengenai bahan baku air, Indra mengakui, masih tergantung musim. "Jika hujan dan banjir air baku terlalu keruh,"kata Indra.

Meski jumlahnya naik turun, ketersediaan air baku untuk diolah menjadi air siap minum terbilang cukup. Indra mengatakan, biaya untuk memproduksi air siap minum itu diambil dari anggaran keuangan PDAM Tirta Benteng senilai Rp 87,6 miliar. [132]



Post Date : 12 November 2007