|
SEMARANG- Rencana pembangunan Unit Pabrik Pengolahan Sampah Organik (UPPSO) di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Jatibarang, berdampak pada warga yang memelihara ternak sapi di sekitar TPA itu. Mereka khawatir jika pabrik tersebut sudah beroperasi dan mengolah sampah, pasokan pakan untuk sapi-sapi mereka berkurang. Selama ini, warga membiarkan sapi-sapinya berkeliaran di TPA dan memakan sampah yang ada di sana. Kepala Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Drs Nurhadi Kusuma Putra mengatakan, pihaknya menerima banyak pertanyaan dan juga kekhawatiran dari warga terkait dengan rencana pembangunan itu. Rata-rata warga mempertanyakan apakah operasional pabrik tersebut mengurangi pakan sapi. Selain itu, warga juga perlu informasi terkait dengan keberadaan sapi-sapi mereka di TPA tersebut. ''Jika pabrik itu telah beroperasi, apakah makanan bagi sapi tidak berkurang? Terus, sapi-sapi yang ada sekarang mau dikemanakan, tetap di situ atau harus pindah?'' ungkap Nurhadi. Seperti diberitakan kemarin, PT Narpati Agung Karya Persada tengah menyiapkan investasi lebih dari Rp 122 miliar untuk membangun UPPSO di TPA Jatibarang. Direncanakan pabrik itu menyerap 220 ton sampah organik per hari, kemudian diubah menjadi pupuk organik untuk keperluan ekspor. Dari studi kelayakan yang dilakukan, pembangunan pabrik itu layak dilakukan. Terkait dengan banyaknya pertanyaan warga itu, Nurhadi menyatakan perlu sosialisasi yang cukup kepada warga sekitar, terutama yang memelihara sapi. Pada prinsipnya, kata dia, warga tidak menolak ada pabrik pengolah sampah di tempat tersebut. Hanya, jika informasi yang diterima tidak memadai, dikhawatirkan pembangunan tersebut justru akan memperoleh reaksi negatif dari warga. Menanggapi hal itu, Dirut PT Narpati Ismawan Haryono mengatakan, pihaknya memandang penting sosialisasi tersebut dan segera melakukannya bersama aparat Pemkot. Hal-hal yang akan disampaikan dalam sosialisasi itu, antara lain mencakup manfaat yang bisa diperoleh warga sekitar dari keberadaan pabrik. Tak kalah penting, minimnya dampak bagi sapi-sapi yang ada di sana. Mulyo Putro, seorang pemilik sapi menuturkan, dirinya mengaku telah menerima sosialisasi pembangunan UPPSO. Namun baru diberikan secara umum, belum mendetail. Dari situ, dia melihat keberadaan UPPSO tidak mengganggu keberadaan sapi-sapi milik warga. (H6, H9-62s) Post Date : 28 April 2006 |