Warga Kesulitan Air

Sumber:Kompas - 07 September 2007
Kategori:Air Minum
Jakarta, kompas - Ratusan warga di Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, resah karena kesulitan mendapatkan air tanah. Debit air di sumur-sumur, baik pompa maupun timba, milik warga mengecil hingga kering sama sekali. Mereka telah mengadu ke pemerintah kota, tetapi belum ada respons yang berarti.

Kesulitan air baru dirasakan warga sejak sekitar empat bulan lalu. Pada musim kering yang cukup panjang pada tahun 2006, masalah air tidak terjadi. Sejak dahulu, warga di perkampungan itu bisa menikmati air tanah yang bersih sehingga tidak berlangganan air PDAM. Ratusan warga yang kesulitan air itu tinggal di RW 02, RW 03, RW 05, RW 06, dan RW 07.

"Baru kali ini terjadi, padahal kemarau tidak separah tahun 2006. Kami sudah mengadu ke pemerintah kota dan DPRD, tapi belum ada respons," tutur Yayang, Ketua RT 002 RW 07, Kamis (6/9).

Sejak sumur-sumur kering, warga mengambil air di toilet umum atau di sejumlah rumah toko yang terdapat di sepanjang Jalan Sultan Iskandar Muda (arteri Pondok Indah). Debit air di tempat-tempat itu pun sudah jauh mengecil sehingga pada pagi hari warga harus mengantre panjang mengambil air.

"Setiap hari mesti bolak-balik ambil air di sini dan harus menunggu lama karena airnya kecil," ujar Rokhiyah (63), warga RT 003 RW 07, Kebayoran Lama Utara. Kini Rokhiyah tiap hari harus menenteng ember penuh air sejauh 200 meter dari toilet umum di Gang Kembang ke rumah petaknya.

Ketua RW 07 Sumedi Arifin mengatakan, sejak pembangunan proyek Gandaria Main Street sekitar bulan April lalu, air di sumur-sumur warga mulai menyusut hingga kering. Sumur-sumur warga itu berkedalaman 25-30 meter.

Sumedi Arifin mengatakan, warganya menuding penyebab kelangkaan air tanah itu akibat pembangunan proyek Gandaria Main Street di atas lahan seluas 60.000 meter persegi, yang tak jauh dari permukiman warga. Proyek itu berupa pembangunan apartemen mewah, hotel, pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran. Pemompaan muka air tanah dilakukan oleh pengembang untuk membangun basement.

Dibantah

Pihak PT Artisan Wahyu selaku pengembang proyek Gandaria Main Street, dalam suratnya kepada Sumedi selaku Ketua RW 07, membantah tudingan itu. Pengembang merujuk hasil analisis PT Socofo sebagai konsultan mengenai pemompaan air tanah.

Hasil analisis Juli 2007 tersebut menyimpulkan, aktivitas pemompaan air tanah (dewatering) dalam proyek itu tidak berpengaruh kepada perkampungan Kebayoran Lama Utara, sekitar 100 meter di sisi barat proyek. Sementara permukiman di sisi selatan proyek mengalami penurunan air tanah setinggi 1 meter.

Surat bertanggal 6 Agustus 2007 itu menyebutkan, kekurangan debit air tanah merupakan masalah umum yang telah terjadi sebelum ada proyek. Karena itu, warga dianggap tidak berhak menuntut kompensasi apa pun kepada pengembang. (SF)



Post Date : 07 September 2007