|
MOJOKERTO - Memasuki bulan Oktober, dampak kemarau mulai dirasakan warga Mojokerto. Di Dusun Jetak Desa Pugeran Kecamatan Gondang misalnya, sumber air penduduk mulai mengering. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Sebagai gantinya, meraka terpaksa menggunakan sumber air sungai pikatan sebagai satu-satunya air bersih untuk dikonsumsi. Seperti memasak dan minum. Bahkan sebagian lainnya terpaksa mencari air bersih di luar desa. ''Sudah seminggu ini sumur rumah kami tidak keluar air. Sebagai satu-satunya jalan agar tatap bisa memasak ya harus menggunakan air sumber yang ada di sungai," kata Khusain, 49 warga setempat. Saat ditemui bersama beberapa warga lainnya, Khusain mengaku sumber air sumur yang mengering di dusun tempat tinggalnya hampir dialami oleh sebagian penduduk. Meski masih bisa mengeluarkan air, namun tidak mampu mencukupi kebutuhan warga setiap harinya. Seperti memasak, mandi, mencuci pakaian dan kebutuhan yang lain. ''Meskipun airnya keluar, paling hanya cukup untuk memasak dalam sehari. Padahal kita juga butuh mandi dan sebagainya," jelasnya. Bagi warga yang sumurnya tidak lagi mengeluarkan air selama sepekan, mereka terpaksa harus menggunakan sumber air sungai untuk memasak dan mandi. Sebab, hal tersebut merupakan jalan satu-satunya warga untuk menyambung hidup. ''Habis tidak ada jalan lain. Kalau minta sumur tetangga nasibnya serupa, sumurnya mongering," ujar Sumiati, 50 warga lainnya. Tidak saja sebagai sumber satu-satunya dalam memenuhi kebutuhan warga, air sungai pikatan yang berjarak sekitar 200 meter dari perumahan penduduk juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup berbagai hewan ternak milik warga. Seperti sapi, lembu dan kambing. Maka tidak heran, jika warga saat ini hanya mengandalkan air sungai pikatan, sebagai sumber air satu-satunya. ''Selain sumber dari sungai, untuk mendapatkan air bersih selama ini kami mencari ke desa tetangga (Dusun Gempol Desa Wonoploso, Red) yang jaraknya sekitar dua kilometer dari desa kami," terang Juwariyah yang sumurnya juga mengering. Sementara itu Ketua RT 01/01 Dusun Jetak Desa Pugeran, Sutrisno mengungkapkan, kondisi yang dialami warga sebenarnya sudah berlangsung sejak satu bulan yang lalu. Hal itu dikarenakan kondisi musim kemarau yang cukup panjang. ''Padahal tahun sebelumnya tidak seperti ini. Walau kemarau tapi sumur warga masih bisa memenuhi kebutuhan," jelasnya. Pria yang juga menjabat sebagai anggota BPD itu menjelaskan, meski selama ini warga mengandalkan sumber air sungai, namun belum sekalipun terjadi gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi. ''Karena, untuk sumber air bersih sungai warga mengkhususkan untuk dikonsumsi. Sedangkan untuk mandi dan minum hewan ternak mereka biasa menggunakan air sungai," paparnya. Sementara itu Kepala Desa Pugeran Kecamatan Gondang, Maulana Hakim mengaku, sejauh ini pihaknya belum pernah mendapat laporan terkait mengeringnya sumur warga. Sehingga, secara kelembagaan pihaknya belum mengetahui jika saat ini sebagain warganya sudah mengonsumsi sumber air yang diambil dari sungai. ''Soal banyak sumur yang mengering selama ini belum pernah terjadi. Kalaupun ada sejauh kami kok belum ada laporan," jawabnya saat dikonfirmasi. (ris/yr) Post Date : 20 Oktober 2008 |