|
SEMARANG - Memasuki musim kemarau, ratusan warga Kampung Deliksari, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati kesulitan air bersih. Sebab, volume air sumur milik warga mulai berkurang. Ketua RW 6 Kampung Deliksari, Sumarjo mengatakan, jika tidak ada hujan selama sebulan diperkirakan warga akan kesulitan air bersih. Sebab, volume air di sumur sudah mulai berkurang dari sebanyak empat bis beton menjadi satu bis beton. ”Hingga kini, ketersediaan air sumur dan pasokan dari sendang yang dialirkan menggunakan pipa ke bak penampungan di kampung kami masih mencukupi. Kendati demikian, sudah dilakukan penggiliran pengambilan air dari bak itu untuk tiap rukun tetangga (RT),” terangnya. Dia mengatakan, jika terjadi kekeringan untuk keperluan memasak dan mencuci warga harus mengambil air ke Sendang Gayam yang berjarak sekitar 1 km. Rawan Kekeringan Menurutnya, Kampung Deliksari merupakan daerah rawan kekeringan. Tanahnya berlapis padas dan lempung sehingga minim kandungan air. Dahulu, warga pernah membuat sumur di tiap-tiap RT. Namun, sumur tersebut tidak mengeluarkan air. Kini, sumur tersebut hanya berfungsi sebagai tadah hujan. Mulyati, warga setempat mengatakan, hingga kini ketersedian air di kampungnya masih mencukupi. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari dirinya harus mengambil 15 liter air ke sumur umum dan bak penampungan. Namun, untuk pengambilan air dari bak penampungan dilakukan secara bergilir, lima hari sekali untuk tiap RT. ”Karena tidak memiliki sumur, saya harus mengambil air ke sumur umum dengan menggunakan ember,” jelasnya.(H3-41) Post Date : 05 Juni 2008 |